Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Berlebaran setelah Enam Hari Berpuasa pada Bulan Syawal

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hampir tiap tahun tidak ada yang berubah dari suasana mudik lebaran. Kemacetan total, kenaikan harga tiket moda angkutan darat-laut-udara, jumlah kecelakaan dan korban tewas meningkat drastis serta melambungnya harga sembako. Tahun 2014 ini pun sama, meski ada pula yang berbeda.

Yang sedikit berbeda adalah suasana ekonomi. Mungkin karena euforia media pada pemberitaan seputar Pilpres yang panas, terlebih media partisan; atau karena kepiawaian Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian yang menggantikan Hatta Rajasa mengelola lonjakan harga sembako.

Perbedaan lain, seperti dilaporkan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman pada evaluasi lebaran di Jakarta, angka kriminalitas menurun.

Terkait perencanaan mudik lebaran tahun depan, Chairul Tanjung pada rakor Kemenko Perekonomian Senin (11/8/2014) di Jakarta menyatakan evaluasi lebaran dan langkah-langkah panganannya harus dilakukan satu tahun sebelumnya karena menyangkut pembangunan infrastruktur dan non infastruktur.

Sementara itu Menteri Perhubungan EE Mangindaan di Jakarta, Rabu (6/8/2014) mengatakan pelaksanaan angkutan Lebaran harus lebih disinkronisasikan lagi dengan pelaksanaan optimasi multi moda, rekayasa lalu lintas di jalan, juga harus disinkronisasikan dengan pengaturan cuti bersama, libur sekolah, serta pemberian THR.

Jalan Keluar

Selain apa yang telah dikemukan Chairul Tanjung maupun EE Mangindaan, kiranya perlu ada terobosan lain yang terkait dengan  sinkronisasi dengan pengaturan cuti bersama, libur sekolah, serta pemberian THR.

Pengamatan saya saat terjebak arus mudik pada Jum’at-Sabtu-Minggu (25-26-27/8/2014) ternyata banyak para pemudik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat banyak yang tidak menjalankan puasa. Mereka memenuhi warung-warung sepanjang jalan, makan-minum dengan sangat santai seolah melupakan kewajiban bershaum. Alasan panas, capek, kelaparan/kehausan, macet yang bekepanjangan, dan entah apa lagi sebab lain, tentu perlu diperdebatkan. Namun yang pasti mereka meninggalkan satu atau dua hari pada bulan Ramadhan yang memiliki keistimewaan luar biasa itu.

Orang-orang yang penuh perhitungan tentu tidak akan melakukan hal itu, dan akan  mengambil pilihan lain, misal menggunakan moda lain meski harus memesan tiket jauh hari dan dengan harga lebih tinggi pula. Perhitungan lain, orang memilih mudik pada saat lebaran ketupat (setelah puasa Syawal enam hari), atau sekitar seminggu setelah perayaan Idul Fitri. Pilihan kedua itu berarti ramadhan sukses, mudik lebaran pun sukses!

Pertimbangan lain, para pemudik yang berangkat sebelum Idul Fitri tentu tidak bisa berlebaran pada kesempatan pertama dengan rekan-rekan kerja, teman sekolah/kampus, dan warga lingkungan sekitar tempat bermukim. Padahal pada lingkungan itulah kita sepanjang tahun berinteraksi dan bersosialiasasi yang memungkin terjadi banyak kesalahan.

Puasa Enam Hari pada Bulan Syawal

Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa berpuasa Ramadhan dan meneruskannya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, berarti dia telah berpuasa satu tahun." (HR. Imam Muslim dan Abu Dawud).

Warga muslim beberapa daerah di tanah air sudah ada yang melakukan silaturahim dan acara halal bihalal dengan suasana pesta (berpakaian serba baru, makanan khas lebaran berlimpah, rumah diperbaiki/dihias/dibersihkan) setelah puasa Syawal. Kebiasaan itu tinggal ditularkan dan dibiasakan ke daerah lain.

Tentu saja keputusan itu harus direncanakan jauh hari, dan ditopang dengan ketentuan Pemerintah terkait dengan  pengaturan cuti bersama, libur sekolah/kuliah, serta pemberian THR.

Ide kecil ini mudah-mudahan dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah dan pihak terkait lainnya agar kelancaran-kemudahan-keamanan dan kenyamanan mudik Lebaran pada tahun 1436 terlaksana dengan baik. Insya Allah!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline