[caption id="attachment_357354" align="aligncenter" width="343" caption="sumber britishfantasysociety.co.uk"][/caption]
Kabar gembira untuk kita semua, kini kulit manggis ada ekstraknya. . . .! Haha! Ada kabar sedih, kini Jero Wacik jadi tersangka. Ada kabar kabur, para koruptor akan kehilangan senyumnya….!
Lalu bagaimana dangan kabar yang lain? Tulis saja sendiri di Kompasiana, karena entah kapan nanti, siapa tahu, kita bakal punya buku otobiografi sendiri! Soal siapa kita, bagaimana lelakonnya, apa saja pemikiran dan prestasinya meski kecil, dan seterusnya. Hebat ‘kan?
*****
Tiap orang punya pengalaman. Sudah pasti. Ada yang banyak, yang lain mungkin sedikit. Tapi tidak ada orang yang tidak punya sama sekali. Karena sehari-hari kita melakukan sesuatu, sendiri maupun dengan orang lain. Tiap hari kita bekerja, berfikir, berkreasi. Kalau kita mau sedikit mencari untuk mendapatkan sesuatu yang lain, dan mau sedikit berpayah menuliskannya, maka satu demi satu alur cerita kehidupan masing-masing kita pasti terbentuk.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, saat beramaliyah dan beribadah, berjuang dengan suka dan dukanya, maka pengalaman terkumpul. Terlebih tiap orang harus berkomunikasi, bersosialisasi, bermigrasi; kemudian terpaksa atau dipaksa, sadar atau tidak, kita melakukan mawas diri, instrospksi, malah berkontemplasi.
Maka betapa banyak yang dapat kita tuturkan situasinya. Sangat penting juga untuk dilaporkan berhasil-tidaknya. Karena setiap langkah pasti ada tujuan, ada target, selanjutnya ada evaluasi. Meski dalam diri sendiri, kalaupun secara diam-diam. Jikapun tidak sistematis seperti yang dilakukan para akademisi…!
*****
Otobiografi? Untuk apa? Ya, untuk bercerita pada orang lain, sukur-sukur pada generasi kemudian, sukur-sukur bermanfaat bagi mereka, melalui tulisan sendiri. Tidak perlu menyewa jasa penulis andal. Pekerjaan mereka sudah bertumpuk. Lagian mereka menulis biografi orang-orang terkenal, berduit, dan orang-orang hebat belaka. Jadi ya…. Tulis sendiri saja. Nanti kalau sudah lancar, mahir, dan kampiun; siapa tahu justru orang lain menyewa jasa kita….haha. Nanti, alias kelak di kemudian hari.
Siapa yang sejarah hidupnya tidak ingin dikenang generasi berikutnya? Siapa yang tidak ingin meninggalkan kebaikan setelah wafat nanti? Rasanya tidak ada. Meski bukan peneliti, penemu, perintis, pejuang, pemrakarsa, dan penggiat bidang tertentu yang dahsyat, tidak apalah. Minimal kita punya ide, menyimpan semangat, tidak pelit berbagi, dan terutama cinta pada kehidupan yang lebih baik, kenapa tidak?
Khusus untuk orang-orang yang suka menyembunyikan identitas diri, atau yang lebih suka memposisikan diri secara fiktif, bukan tidak mungkin suatu ketika ingin dikenal jati dirinya. Suatu ketika ingin narsis seperti saya. Karena kalau tidak, jangan salahkan orang lain yang salah mengalamatkan apresiasi mereka, akrena kita memberi alamat palsu …haha.
Nah, apalagi? Sebelum sirna mudamu, sebelum pupus sehatmu, sebelum lapuk usiamu, sebelum bangkrut kayamu, sebelum habis jatah umurmu. . . . .! Tulislah pengalaman nyata kita sehari-hari. Tentu selain ulasan, komentar, laporan, dan bentuk tulisan lain mengenai hal-hal aktual-penting-menarik diluar sana, di luar diri kita. Tulislah sendiri hal-hal yang mungkin orang lain mengangap tidak penting…., seperti saya ini. Haha. Ulah poho, aja klalen, inga’-inga’, nyuwunkeun komentar lan vote-nya. ...... Pararunten, wilujeng enjing ka sadayana, permios…!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H