Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Atas Nama Dendam, Cerita Dibalik Rindu

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14192586842096880450


1.

menulisi dinding, dengan merah nyaris darah. Kisah sang pembalas, jerit yang terus menggerus resah. Coretan setapak, dengan beribu telapak pelarian

kutulisi sendiri dengan jemari luka, ngucur, pada pagar pada rambu kesadaran

aku terasing, malam larut, terbaring ngelangut!


2

di tangan penghukum, pesakitan, tak pernah puitis. Tak pernah cukup berani untuk tidak di tangan aparat, pesakitan, kehilangan imaji. Terus dalam sakit, dalam dera, dalam remuk, dan hari-hari segera berlalu, seperti bayang memburu cahaya! di tangan arogansi, nyawa. Hanya prasyarat kursi jabatan, sekedar tugas

tuntutan uang makan. Atau lampias bernama sistem: tuhan bagi pengabdi dunia!


3.

rambati malam menyulam salam, tapi geram penghujan tak lagi sampai

jauh sudah mengelana, begitu guntur lalu gelap. Suara desir, derap kaki laju:

dan tumbang. Sekarat menggunung kosong. mengetuk-ngetuk kabut, pada seonggok sengal. Raga ini beku, seserpih ruh, kelu! Sekejap membunuh, sepanjang hayat terbunuh!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline