Lihat ke Halaman Asli

Dalam Dengkurmu, Doaku Polos dan Jujur

Diperbarui: 11 April 2022   05:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

beristirahatlah, sebagaimana burung-burung yang terbang lepas kemudian pulang dalam ringkuk sarang, lelap memeluk kedamaian

biarkan kelelahan itu berbaring bersama teriakanmu yang nyaring, memanggil-manggil cintanya yang tak pernah kering

jika aku bangunkan, mimpi indahmu akan terhenti dan aku gagal menghidupkannya kembali

nanti saat kau terbangun dan membuka mata, aku perjalananmu yang berat dan sunyi, aku mimpimu yang terlambat bangun pagi,
langkah kakimu yang sering terhenti, atau air matamu yang kubasuh dengan sejuk embun pagi

nanti saat kupanggil dalam gigil sunyi, saat kicau burung membelah pagi, langkahku sebagaimana kabut, peluklah dalam setiap desis dan siut

dan setelah hangat mencumbu hitam rambutmu, puisiku kembali hadir dengan senyum termanis dan panggilan ritmis

dan gelora tumbuh membara pada rumpun-rumpun rindu di ujung pelangi yang menghias harum bait-bait sajakku

dalam setiap tarikan dengkur, doaku polos dan jujur, kesetiaan semoga senantiasa paniang umur

Yogyakarta, 11 April 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline