Lihat ke Halaman Asli

Di Atas Sepeda Tua Kucium Wangi Hitam Rambutmu

Diperbarui: 6 April 2021   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terngiang kenang, berserak dicincang gelombang,
ditikam terik yang memanggang
jalan-jalan lengang menyusuri bait-bait puisi
pada hitam rambutmu yang panjang
pada tarian bola matamu yang gagal kubawa pulang
kau sesamar bayang, aku segelap cahaya ruang

aku menyebutnya syahdu
saat kucium harum wangi hitam rambutmu, yang dipermainkan angin penuh rasa cemburu
sepeda tua itu terlalu gagah meringkus tubuh mungilmu,
yang meringkuk manja di atas palang besi
meluncur perlahan dan berharap kita tersesat dan
terlambat pulang

jujur,
aku tak bisa melupakannya
meski setiap kuingat, uban di rambutku
rontok satu-satu

sungguh,
aku tak mampu menghapusnya,
meski setiap kuingat, gigi goyangku
tanggal satu-satu

Jogja, 1982-2021
Puisi Sugiyanta Pancasari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline