Lihat ke Halaman Asli

Sajak Teruntuk Beeswe

Diperbarui: 9 Maret 2021   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bait demi bait kata meluncur ramah di antara riuh sunyi,
menjentikkan percik hangat dan rindunya sepenuh hati

kita yang bersua dalam batas maya, bersanding kata, tanpa tangan dan mata,
terdiam mengeja

sudah ribuan rencana kita tuliskan di antara mimpi yang telanjur melapuk ditelan kantuk ditikam usia

dalam hati sedalam palung, suara batin kita bergaung, pintu dan jendela terbuka namun sepi yang bertumbuh,
selain hasrat kita yang tak terrengkuh,

dan,
pada dingin gigil kesendirian, cinta dan hati disatukan rekat ikat tangan sahabat yang terus terkait erat, meski entah, kapan semesta akan menyatukan kita punya hasrat.

semoga tak letih-letihnya tanganmu hangat mendekap perih rinduku yang tumbuh pesat dan jangan biarkan sulur-sulurnya merambat dalam jalan sesat.

Jogja, 8 Maret 2921
Puisi Sugiyanta Pancasari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline