Lihat ke Halaman Asli

Bukan Narsis, Sekadar Ingin Eksis

Diperbarui: 16 Januari 2021   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Sugiyanta Pancasari

di sebuah cafe
seorang kakek terlihat duduk sendirian
semua rambutnya sudah penuh uban
sejenak kemudian, dari saku jaketnya si kakek mengeluarkan sebuah gawai

nunal-nunul, pencat-pencet
nunal-nunul, pencat-pencet
tak ada jawaban
adanya teka-teki belaka

semakin di nunal-nunul
semakin dipencat-pencet
semakin tak ada jawaban
semakin menjadi teka-teki

si kakek mulai terlihat kebingungan
raut mukanya dipenuhi kecemasan
mulai nunal-nunul lagi
mulai pencat-pencet lagi
mulai nunal-nunul lagi
mulai pencat-pencet lagi
tetap tak menemukan jawaban
tetap hanya teka-teki

sampai akhirnya si kakek terlihat mulai frustrasi
kemudian melepas sepatu dan menghantam gawai sekeras-kerasnya

sama,
meski gawai telah remuk dan hancur
jawaban tak pernah kakek temukan
teka-teki membuatnya makin kebingungan

hingga akhirnya datanglah si pemuda baik,
     "Malam sudah datang, Kek, sebentar lagi jalan-jalan akan terang benderang. Lake bisa silau karena lampu-lampu penerang jalan akan menyorot tajam, kendaran padat bersliweran."

pesan si pemuda baik penuh kesabaran
dan si kakek terlihat manggut-manggut
pertanda bahwa ia paham penjelasan

kini si kakek telah menemukan jawaban
bahwa ia harus segera pulang
agar tak salah jalan dan tersesat di rimba metropolitan.

Jogja, 16 Januari 2021

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline