Setiap keluarga memiliki sejarah perjuangan, nilai-nilai dan kebiasaan turun-temurun yang secara tidak sadar akan membentuk karakter anak.
Pengaruh keluarga sangat besar terhadap pembentukan karakter anak. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, soleh, serta tercukupi kebutuhannya.
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak, karena pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga.Dengan demikian kebiasaan yang di lihat sehari –hari anak dari orang tuannya akan diingat sepanjang hayatnya .
Pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. Keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari menjadi model bagi pendidikan karakter bagi anak .
Dalam hal ini peran keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sebagai sistem sosial terkecil, keluarga memiliki pengaruh luar biasa dalam pembentukan karakter suatu individu.
Keluarga menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak akan tetapi merupakan tempat yang nyaman bagi anak dalam bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat hingga perilaku yang menyimpang.
Selain itu keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi setiap insan baru untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rokhani dalam rangka persiapan pendidikan sekolah dan lingkungan atau masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan moral dan karakter dalam keluarga mulai melemah . hal ini karena adanya arus globalisasi menyerang dari segala aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan.
Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Dahulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada komputer.,sehingga tulisan, film, suara, musik, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.
Sebaliknya dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya.