Lihat ke Halaman Asli

Subuh di Negeri Samurai

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di keheningan waktu subuh Negeri Samurai,aku mengayuh sepeda menuju Hira Mosuku (Masjid Hira). Tidak mudah kawan berpergian di waktu subuh dinegeri Sake. Kamu tahu kenapa? Patroli polisi samurai siap menghadang. Kawanku pernah cerita, waktu subuh juga pernah diintrogasi. Tapi nasib kawanku baik, kejadian tidak jauh dari masjid. Imam masjid datang membantu dan bisa menyakinkan pada polisi, kalau kawanku bukan pemabok. Tapi tidak padaku pagi itu. Perjalanan pulang dari masjid kulihat mobil patroli di perempatan jalan Gyotoku. Aku terus mengayuh sepeda, mobil patroli langsung membuntutiku. Dalam hatiku pasti aku di stop. Kubaca Sholawat Nabi sekali, agar aku baik-baik saja, tapi polisi samurai bersuara menyuruhku berhenti. Tanpa permisi “sumimasen”,kedua polisi berseragam menghampiriku.

“Nihonjin desuka” aku jawab “indonesiajin”. Situasi yang masih gelap, kedua polisi menyalakan senter mengarah ke badanku. Rupanya aku dicurigai sedang mabok sake. Aku bilang pada kedua polisi itu, “Watahiwa mosuku e ikimashita”. “Duh” gumanku, aku sudah jujur tapi polisi itu tetep ga percaya. Kedua polisi samurai meminta kartu alienku. Aku ambil dari dompetku, aku berikan alien card dan kartu mahasiswaku. “Gakusei” tanya polisi itu. “Hai”, watahsiwa Seisaku Daigaku (GRIPS) no gakusei” . Aku ulangi lagi perkataanku, aku habis dari masjid untuk sholat. “Yonji ni”, tanya polisi itu lagi, aku bilang “hai”. Polisi samurai kaget, beribadah subuh jam 4 pagi. “Islam kyoo” tanya polisi lagi lagi.

Ini bukan pertama aku diintrogasi. Awal-awal datang di negeri samurai sudah beberapa kali di stop polisi di stasiun Ropongi. Sebulan yang lalu aku diintrogasi dua polisi yang datang secara tiba-tiba dan dicurigai mengambil sepeda orang. Aku tak peduli, karena aku bukan pencuri. Aku tahu negeri ini tidak maen-maen dengan orang jahat. CCTV ada dimana-mana, di jalan, pertigaan, tempat- tempat tersembunyi, dan polisi samurai ada disetiap sudut-sudut tersembunyi dan muncul tak disangka-sangka. Tapi aku bukan penjahat,aku bukan pencuri, dan aku bukan pemabok sake yang kau curigai.

Salah satu dari polisi itu lalu mencatat nama dan alamatku di buku tugasnya. Aku tidak peduli, terserah kau, gumanku. Aku coba jelaskan, dalam agamaku aku sholat 5 kali sehari. Tapi polisi itu bilang, jam segini, orang jepang sedang enak-enaknya tidur…….

Ichikawa shi, Nihon, 3 september 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline