Lihat ke Halaman Asli

Teha Sugiyo

mea culpa, mea maxima culpa

[Pak Tjip 73] The Beauty of Pak Tjip

Diperbarui: 21 Mei 2016   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: Kompasiana

THE BEAUTY OF PAK TJIP

The beauty of a family is a harmony

The security of a family is loyality

The joy of a family is love

The rule of a family is service

The comfort of a family is God Himself

 Author: Unknown.

Pak Tjip memang manusia langka! Manusia langka perlu “dilestarikan”... Hahaha...

Dari penulis yang tidak diketahui namanya – saya catat dari ruang tamu rumah kos-kosan seorang teman – saya kutip ulang pernyataannya. Keindahan suatu keluarga adalah harmoni. Harmoni itu telah Pak Tjip dapatkan bersama Ibu Lina yang telah menjadi “teman hidup” selama puluhan tahun. Kegembiraan dan harapan, duka dan derita telah mereka lakoni dan nikmati bersama dalam hidup dan kehidupan ini.

            Keamanan suatu keluarga adalah kesetiaan. Janji setia sehidup sampai maut memisahkan telah mereka tancapkan berdua sejak keduanya mengikat tali kasih dalam ikatan pernikahan yang kudus. Apa yang telah dipersatukan oleh Tuhan, tak dapat manusia menceraikannya. Hanya Tuhanlah yang dapat memisahkannya, saat tugas di dunia fana ini telah usai. Setia satu sama lain tak hanya pada ucap, tetapi juga pada tindak yang  dijalaninya dengan penuh keikhlasan.

            Kegembiraan suatu keluarga adalah cinta.  Cinta, mudah diucapkan tak gampang dilakukan. Cinta adalah pengorbanan. Tiada cinta tanpa pengorbanan Yang dicintai merasa gembira, yang mencintai lebih gembira lagi. Itulah hakikat cinta, menurut Piet van Breemen. Tak hanya amor atau eros, tetapi sekaligus juga filiadanagape. Pak Tjip telah mengecapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline