Lihat ke Halaman Asli

Sugiharto

Guru MAN 2 PATI

Writer's Blog, Why Not?

Diperbarui: 25 Januari 2023   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Bosan, penat dan hilang ide, merupakan hal biasa dialami penulis. Bagaimana dengan anda? Apa yang dilakukan untuk mengatasinya? Nah, pada pertemuan ke -7 KBMN yang dipandu oleh Raliyanti, S.Sos, M.Pd. dan pemateri oleh ibu Ditta Widya  Utami, S.Pd., Gr. Kita diajari cara mengatasi writer’s Block.

Menulis merupakan aktivitas dimana memerlukan konsentrasi tinggi, sehingga kadang kita yang manusia biasa entah karena factor internal dalam diri ini ataupun eksternal lingkungan sekitar mempengaruhi diri ini yang akhirya menyebabkan writer’s block. Disadari atau tidak semua penulis pernah mengalaminya.

Nah, writer’s block ini merupakan salah satu proses yang harus dilalui untuk menjadi penulis handal. Untuk bisa menjadi semisal Om Jay, Bunda Kanjeng, Prof Eko dll, diperlukan jam terbang yang cukup. Melawan kebuntuan fikiran dan kehabisan ide oleh berbagai factor.

Pemateri, ibu cantik Ditta widya utami menceritakan kisahnya. Diawali dengan kesukaannya membaca sewaktu kecil, dilanjut dengan senang menulis dikala SD dengan menulis diary. Hal positif itu berlanjut dengan kegemarannya mengirimkan tulisan kemading sekolah sewaktu SMP. Hingga waktu SMA tulisan beliau di diary dikomentari temennya  kalau tulisannya sudah seperti novel.

Apa hubungan kisah singkat itu dengan writer’s block?

Menulis merupakan kata kerja yang hasilnya bisa beragam.  Maka pelakunya baik itu cerpenis, jurnalis, blogger, novelis dan lainya bisa terserang virus yang bisa mengganggu aktivitas pekerjaan itu. Tak ada aktivitas yang tak ada gangguannya. Tak peduli tua atau muda, professional atau belum, pemula atau sudah mahir semuanya mempunyai potensi yang sama. Yang berbeda adalah cara mereka mengatasi virus WB tadi.

            Penyakit wb ini berbeda-beda, ada yang menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan bahkan gawatnya bisa tahunan atau tak menulis sama sekali. Maka tergantung kita dalam menyikapinya. Pertama yang dilakukan adalan menyadari tentang penyebab wb ini, kemudian mencari solusi untuk mengatasinya.

            Perlu diketahui, bahwa istilah writer’s block sendiri sudah ada sejak tahun 1940an, diperkenalkan oleh Edmund Berger, seorang psikoanalisis dari amerika serikar, negeri paman sam. Jadi sebenarnya banyak sekali pengalaman dari para penulis yang dapat kita jadikan solusi atau kita adaptasi kepada diri kita untuk mengatasi virus WB ini. Kita bisa searching di google, baca buku atau sharing langsung dengan mereka. Repot juga ya ternyata…hehe

            Lanjut ke materi bu Dita, berkaca pada pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang dan terus berulang. Me-reinfeksi siapapun sebagai penulis. Itulah mengapa dikatakan WB ini sebagai ‘’Virus’’. Yang Namanya virus tidak bisa dibunuh secara permanen, ia akan aktif Kembali jika kondisi lingkungan memungkinkan. Dan tidak perduli kapan dan dimanapun tempatnya.

            Jika kita menganologikan pada penyakit pada diri ini, akan sangat mudah disembuhkan jika kita paham akan diri kita sendiri dan tentunya paham factor penyebab penyakit tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline