Pendidikan merupakan bagian penting dalam mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Untuk itu, pendidikan yang terselenggara di Indonesia harus dapat memiliki peran yang positif terhadap perkembangan teknologi dan era revolusi industry 5.0. Di era globalisasi, kini pendidikan harus memiliki mutu yang berkualitas. Dalam segala lini kehidupan mega kompetisi yang semakin sulit serta tidak mungkin dihindari. Untuk itu, pada lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia dituntut agar dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing yang tinggi. Bukan hanya sampai pada kecerdasan intelektual. Akan tetapi membangun empat kecerdasan yang dimiliki yaitu Intelligance Qoutient, Emotional Qoutient, Spiritual Qoutient, dan Transcendental Qoutient. Sehingga melahirkan lulusan yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak.
Yudha Wijaya Lubis menganalogikan pendidikan. Ia mengibaratkan bahwa peserta didik adalah bibit atau biji yang ditanam di dalam sebuah wadah yang tidak tahu bagaimana buahnya apakah manis atau asam, daunnya rimbun atau rusak, akarnya kokoh atau busuk. Semua tergantung bagaimana kita merawat bibit yang akan tumbuh. Apabila menginginkan hasil yang baik tentu bibit yang ditanam dirawat dengan baik, diberi media tanam yang subur, cahaya yang baik, air yang baik, hingga suhu yang baik.
Begitulah jika ingin mendidik anak yang tidak tahu bagaimana masa depannya. Harapan semua individu adalah menjadi manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu maka berilah ia lingkungan yang baik, sekolah yang terbaik, didikan yang terbaik, asupan yang terbaik, gizi yang terbaik, rangsangan yang terbaik agar kiranya menghasilkan buah yang manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H