DEPOK. Terinspirasi dari kalimat Bhinneka Tunggal Ika pada Lambang Negara Garuda Pancasila, yang artinya "berbeda tapi satu", maka tulisan ini berjudul 'berbeda tapi laku".
Bhinneka Tunggal Ika, atau berbeda tapi satu, merupakan sesanti yang menggambarkan bahwa bangsa Indonesia memang ditakdirkan memiliki berbagai perbedaan, tetapi tetap satu dalam bingkai NKRI.
Berbeda Tapi Laku dalam tulisan ini, adalah sebuah analisis terhadap berbagai perbedaan dalam perdagangan barang dan jasa, baik berbeda secara alami maupun berbeda secara artifisial. Namun, perbedaan ini malahan menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli / pelanggan / penerima untuk membelinya.
Suatu produk barang dan jasa akan menarik dan menjadi pusat perhatian konsumen apabila berbeda dengan produk barang dan jasa sejenis pada umumnya.
Perbedaan terketak pada hal yang tidak seperti biasanya. Misal dalam hal merek dagang dan kemasan, ukuran, warna, waktu penjualan, kecepatan, cara pembuatan, diversifikasi, dan lain-lain.
Perbedaan tersebut akan menimbulkan penasaran dan menarik perhatian pelanggan.
Perbedaan dalam merek dagang yang menarik perhatian calon pelanggan, misalnya kita mengenal restoran dengan nama Rawon Setan di Surabaya.
Bahan baku Rawon Setan ini sesungguhnya tidak jauh berbeda dibandingkan dengan rawon pada umumnya, tetapi dengan nama Rawon Setan menarik pembeli, apalagi dikombinasi dengan waktu penjualannya pada malam hari hingga larut malam semakin menarik perhatian pembeli.
Seolah ingin membuktikan cerita masa anak-anak dahulu bahwa setan seringnya bergentayangan pada malam hari.
Perbedaan dalam kemasan yang menarik perhatian pelanggan, misalnya kemasan dari bahan organik lebih menarik dari kemasan plastik bagi kalangan kelas menengah yang peduli lingkungan hidup.
Perbedaan dalam ukuran yang menarik perhatian pelanggan, misalnya kita mengenal toko roti yang menjual roti ukuran kecil di luar kebiasaan dengan nama Roti Unyil di Bogor.