Lihat ke Halaman Asli

Sugiarto Sumas

Widyaiswara Ahli Utama

Gugup

Diperbarui: 17 November 2022   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DEPOK. Gugup merupakan hal yang manusiawi. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara mengubah gugup menjadi tenang?

Gugup berawal dari pikiran sendiri yang membayangkan terjadinya kondisi negatif pada dirinya, yang disebabkan oleh keraguan atas  kesiapannya.

Gugup selalu ditandai dengan jantung yang berdebar-debar, namun sebaliknya jantung yang berdebar-debar tidak selalu karena gugup, bisa saja karena sakit.

Perbuatan kejahatan hampir dapat dipastikan menimbulkan rasa gugup, karena khawatir terbongkar, baik saat proses pelaksanaan, maupun saat pasca pelaksanaannya.

Sebagai contoh, tertinggalnya sidik jari dan kepemilikan pribadi oleh pelaku kejahatan di suatu tempat kejadian perkara, sering kali karena buru-buru dan gugup. Oleh karena itu, Polisi sering menyebutkannya dengan: "tidak ada kejahatan yang sempurna".

Rasanya, sisi kebaikan pun sesungguhnya tidak ada yang sempurna. Jejaknya mungkin saja juga dijumpai pada saat proses, maupun saat pelaksanaan kebaikan tersebut.

Namun, karena sebuah kebaikan akan menguntungkan pihak lain, bahkan kadang-kadang menimbulkan respek dan apresiasi kepada pelakunya, maka bayangan kejadian negatif ke depan tidak mungkin terlintas, sehingga tidak ada "generator" yang membangkitkan gugup.

Gugup dapat dicegah apabila melakukan persiapan secara matang, atau memang sudah biasa, "kalah bisa karena biasa", kata pepatah.

Seorang presenter yang profesional sekalipun, Ia tidak akan semata-mata mengandalkan pengalamannya, tetapi Ia selalu melakukan persiapan secukupnya.

Siswa atau mahasiswa, yang belajar dengan baik dan sungguh-sungguh sebelum ujian semester, tentu akan tenang dan tidak gugup saat menerima dan mengerjakan soal.

Seorang aktris atau aktor terkenal sekalipun, Ia terlebih dahulu akan membaca sungguh-sungguh skenario cerita, kemudian menyimulasi laku dan perannya melalui imajinasinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline