Lihat ke Halaman Asli

Sugianto PS

Seorang murid, dan selamanya begitu.

Operasi kembar siam Rochman dan Rochim

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13023413561817053160

Bayi kembar siam asal Jombang, Jawa Timur, yakni Rochman-Rochim, Sabtu  ini (9/4), akhirnya menjalani operasi pemisahan di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSU dr. Soetomo, Surabaya. Sesuai dengan jadwal operasi, pemisahan anak kembar siam dengan nama asli Abdurrohman dan Abdurrohim itu dilakukan di lantai enam GBPT, kamar operasi 609. Diperkirakan operasi yang rumit ini akan memakan waktu sekitar 27 jam, dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran.

Puluhan wartawan dari media cetak dan elektronik  ikut menyaksikan suasana operasi secara langsung dari Ruang pertemuan di lantai dasar GBPT yang telah disulap menjadi ruang pers. Dua layar televisi disambungkan kamar operasi 609.

"Kondisi Rochman dan Rochim sangat memungkinkan untuk dilakukan operasi hari ini. Seluruh tim dan alat penunjang lainnya juga sudah siap," kata Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST), dr. Agus Harianto SpA(K) kepada wartawan. Rochman dan Rochim yang dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 9 april 2009 itu mengalami dempet pinggul atau dikenal sebagai pygopagus. Kembar siam (conjoined twins) adalah anak kembar dari satu sel telur yang pada perkembangannya berbagai organ tubuhnya masih menyatu. Pada kasus Rochman dan Rochim selain dempet pinggul, alat kelaminnya hanya satu. Dokter sempat berdebat kepada bayi yang mana penis akan diberikan. Sebelum pembedahan dilangsungkan, terlebih dahulu tim dokter anestesi pediatrik melakukan premedikasi di ruang khusus. Pada saat itu dilakukan labelisasi pada selang infus dan buret serta darah. Sebelumnya sudah dilakukan labelisasi dengan kertas merah atau kuning pada seluruh peralatan, dan obat-obat anestesi. Tujuannya untuk identifikasi supaya tidak terjadi kesalahan pemberian obat dan penilaian status vital pasien oleh dokter anestesi. Sekitar pukul 08.00 dilakukan pembiusan bayi kembar pertama yang ditandai dengan label merah. Dilakukan induksi obat propofol intravena sejumlah 10 mg dan setelah pemberian obat pelemas otot, dilakukan intubasi, yaitu pemasangan selang nafas. Selang nafas kemudian disambung ke mesin anestesi. Tindakan yang sama kemudian dilakukan terhadap bayi kembar kedua, yang dilabel dengan warna kuning. Jadi pembiusan dilakukan satu persatu. Pukul 09.00 dilakukan pemasangan kateter vena sentral (VCV) oleh dua dokter anestesi secara bersamaan terhadap kedua bayi, disusul dengan pemasangan arterial line. Setelah dokter anestesi selesai, giliran dokter bedah melakukan tugasnya. Kedua bayi dibersihkan, atau disebut sebagai desinfeksi. Kemudian ahli bedah urologi melakukan cystoscopy dilanjutkan dengan pemasangan urethral stent ke Rochman dan Rochim. Setelah melihat bahwa secara anatomi bahwa alat kelamin lebih dominan dari tubuh Rochim, akhirnya dokter urologi memutuskan untuk memberikan penis kepada Rochim.

13023430751104728296

Semua tindakan itu dilaksanakan  pada saat bayi ditidurkan terlentang. Operasi terbesarnya adalah pemisahan dempet pinggul dengan posisi telungkup, atau prone. Karena itu pasien harus diposisikan dengan baik. Disinilah kekalutan dimulai. Pada saat itu ada belasan kabel dan infus yang menancap di tubuh Rochman dan Rochim sehingga usaha untuk membalikkan badan mereka harus dilakukan sangat hati-hati oleh dua tim yang telah menguasai bayi masing-masing. Untuk itulah labelisasi merah atau kuning menjadi penuntun utama tim dokter anestesi. Positioning alias menempatkan pasien pada posisi operasi adalah menuntut keahlian khusus.  Bahkan karena begitu pentingnya, ada text book  khusus di bidang anestesi hanya untuk hal yang dikira sepele ini. Setelah berhasil memposisikan pasien dengan baik, giliran dokter bedah plastik dan bedah tulang (orthopedi) melakukan tugasnya.Dilakukan  gambar irisan dan posisi pembuluh darah di daerah sekitar bokong dan punggun bawah. Juga dilakukan identifikasi pembuluh darah oleh ahli radiologi dengan menggunakan USG Doppler. Pukul 11.00 WIB barulah irisan pertama dilakukan. Selanjutnya tim Dokter bedah plastik dan orthopedi bekerja sama dengan tim bedah saraf, tim bedah anak dan tim bedah urologi melakukan tugasnya sesuai dengan bidang keahliannya. Pukul 20.45 WIB kedua bayi berhasil dipisahkan, lalu bayi yang posisinya lebih dekat ke pintu keluar kamar operasi dibawa ke kamar operasi 607 yang terletak di sebelahnya.

13024587481298279020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline