Lihat ke Halaman Asli

Sucen

Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Lebe, Siap Siaga 24 Jam dalam Bekerja

Diperbarui: 3 Agustus 2022   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Suara Banyumas

Kalau Sekdes adalah Koordinator, Lebe beda lagi. Lebe atau Kaur Kesra yang sekarang berganti nama dalam struktur organisasi tata kerja (SOTK) sesuai Peraturan Bupati Brebes (Perbub) Nomor 100 tentang Tata Cara Penjaringan Perangkat Desa, Lebe bukan lagi Kaur Kesra.

Sesuai surat edaran dinas pemberdayaan masyarakat desa (Dinpermades) Kabupaten Brebes tahun 2020 bahwa berdasar klasifikasi kelas desa, yakni desa swadaya, swakarya dan swasembada mengacu pada analisis profil desa dan kelurahan (Prodeskel) kementrian dalam negeri pembinaan pemerintah desa. 

Dalam SOTK tidak adalagi jabatan staff kaur atau staff kasi.

Maka sesuai kelas desa, seperti desa swadaya formasinya adalah dua orang kaur dan maksimal dua orang kasi. Jika swakarya maka jabatan kaur kasi boleh lebih dari dua serta swasembada bisa menyesuaikan tingkat kebutuhan akan perangkatnya.

Lebe, sekarang menjadi kasi pelayanan tugas salah satunya memulasarakan jenajah. Lebe diutamakan mereka yang selain lulusan minimal SLTA juga jebolan pondok pesantren. Sedang kaur kesra bertugas sebagai koordinator bansos dan pembangunan infastruktur di desa.

Lebe dianggap sebagai menteri agamanya desa, selain sekdes. jabatan lebe lebih dibilang basah, pasalnya Lebe lebih banyak urusan mulai dari kelahiran, pernikahan, perceraian hingga kematian semua yang membidangi adalah Lebe.

Maka Lebe harus standby 24 Jam dalam bekerja di Desa. Sekurangnya dalam sehari ada dua undangan yang disampaikan ke Lebe. entah itu acara syukuran, tahlilan dan walimahan.

Lebe dianggap jabatan paling strategis namun tidak semua orang bisa. bisa, tapi Lebe di Desa hanya ada satu saja dan masyarakat condong lebih afdol jika dalam acara acara tasyakuran didoakan oleh Lebe.

Jika tasyakuran ditandai dengan undangan entah acara 40 hari, 100 hari, haul (doa tahunan bagi warga yang meninggal.red), walimatul tasmiyah ( doa memberi nama) dan banyak lagi.

Hari hari Lebe diisi aktivitas Balai Desa sebagai pelayanan malamnya tahlilan, terus siklusnya seperti itu. Lebe harus bisa doa dan banyak bersyukur jika tidak maka akan merasa bosan dan stres dengan rutinitas gitu gitu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline