Lihat ke Halaman Asli

Sucen

Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Kematian adalah Pintu Menuju Kehidupan Selanjutnya

Diperbarui: 15 Agustus 2020   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghantar Jenazah ke Makam dok.pri

Sebuah keniscayaan bahwa semua yang hidup bakal mengalami kematian, di awali 1.000 hari pertama masa kehidupan dan berakhir sampai le liang lahat.

Berbagai macam peristiwa dialami manusia menangis saat pertama kali lahir kedunia entah teriakan tanda apa sehingga bayi menangis mungkin itu adalah tanda bahwa begitu kerasnya kehidupan di dunia, mungkin secara medis teriakan bayi adalah wajar srbagai reaksi awal sekaligus menandakan bahwa sang jabang bayi lahir normal.

Kala usia mendekati 40 minggu sudah tidak memungkinkan jika perut sebagai tempat kehidupan maka secara alamiah dan kodrat jabang bayi akan meronta mencari jalan keluar.

Fase seminggu pasca persalinan sejak kehidupan dunia dimulai pelan pelan menampakan perlakuannya dari sakitnya disuntik imunisasi, ditindik bagi bayi perempuan dan sakitnya dikhitan bagi anak laki-laki. 

Sakit itu nyata tak pandang bayi maupun anak kecil maka tak heran banyak orang apalagi anak takut akan jarum suntik, kecil bentuknya namun trauma yang ditimbulkan olehnya cukup berpengaruh sampai ke alam bawah sadar.

Itu bisa dianggap permulaan mau tidak mau suka tidak suka setiap jasad hidup pasti melaluinya. Inilah kehidupan dunia semua bisa jadi cerita pelik rumit penuh skenario tapi tak tertebak.

Beranjak dewasa mulai kenal rasa hati mulai berfungsi selain sebagai penetralisir racun tubuh juga tempat ratapan rasa kecewa sesek tapi bisa bernafas, menderu tapi tak bergetar rasa yang terkontaminasi hebat saat dikecewakan apalagi diduakan gerrrrr menangis tapi tak keluar air mata.

Seiring berjalannya waktu dan usia, bentuk fisik dan olah pikir seraya berkembang mengimbangi alam semesta menempa.

Dewasa maka persoalan kompleks yang ada dari pergaulan demi pergaulan jika tempaan waktu belia berdasar ketuhanan dan tertata, ketika beranjak dewasa akan indah tidak terbawa arus hitam. Dalam perjalanannya, pada fase ini seseorang akan berpetualang mencari jati dirinya.

Cerita kehidupan takan pernah habis, pendek sekali jika ditulis dalam waktu 2 hari atau satu tahun sekalipun.

Yah kita tidak akan pernah tahu kapan akan memasuki kehidupan setelah kematian maka cerita ini hanya pada sampai ketika kita hidup saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline