Lihat ke Halaman Asli

Sucen

Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Ramadan, Saatnya Ibadah dan Pendekatan Diri

Diperbarui: 25 April 2020   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Hype.grid.id

12 bulan dalam setahun bulan puasa biasa disebut bulan penyucian diri dari segala aktivitas 11 bulan yang telah berlalu, diharapkan dengan puasa selain memberi ruang istirahat pencernaan, puasa juga dipercaya banyak manfaat dan gugurnya semua dosa.

Namun ramadhan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya, corona atau teguran atau pembersihan global kebaikan ibadah saja tidak luput dari pembatasan demi kemaslahatan, kebersamaan ditiadakan.

Musibah cobaan berlabel corona sudah tersirat dalam kitab sucinya Al-Qur'an dengan perumpamaan. seruan firman-Nya pun jelas.

"Jika ada suatu daerah terserang wabah, maka janganlah kamu mendekati daerah tersebut. dan bagi penghuni daerah yang terkena wabah ketahuilah maka jangan sekali-kali engkau keluar dari daerah itu." Menukil dari keterangan hadis Nabi Muhammad SAW.

Seruan inilah yang menjadi dasar umat islam, dengan sedih para ulama menyampaikan seruan untuk tidak berjamaah dan berkumpul dengan banyak orang, diserukan bahwa dalam kondisi seperti sekarang ini umat muslim tidak perlu khawatir karena para ulama meyakinkan tidak akan berkurang nilai ibadah kita.

Corona tidak saja menyerang kaum muslim namun persebarannya kita ketahui bersama sudah mendunia.

Tiada yang sia-sia kejadian di muka bumi ini segala sesuatunya pasti ada hikmah yang bisa didapat setelahnya.

Beda Ramadhan Kali ini adalah para perantau mudik pulang kampung di awal puasa mereka lebih memilih pulang kampung karena di kota-kota besar seperti Jakarta dan kota besar lainnya memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan per 24 april 2020 larangan mudik ditegaskan tidak ada yang boleh mudik karena dilarang pemerintah.

Dengan alasan itu maka para pendatang perantau memilih mudik lebih awal dengan pemberlakuan pembatasan mereka dilarang beraktivitas seperti berjualan bagi pedagang dan menghentikan operasi bagi pengusaha pabrik dan pusat perbelanjaan.

Menyedihkan tentunya, tapi pemerintah tidak punya pilihan lain atas nama kemanusiaan dan keberlangsungan hidup umat manusia semua harus dilakukan. Kebijakan lockdown tidak bisa diterapkan di Indonesia mengingat berbagai hal dan pertimbangan.

Walau demikian kita sebagai rakyat tentu wajib mengindahkan seruan pemerintah demi kebaikan bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline