Lihat ke Halaman Asli

Sucen

Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Kepala Desa dan Perangkat Desa Adalah Garda Terdepan dalam Kericuhan BLT

Diperbarui: 21 April 2020   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri

Bak gemerincing bunyi gelang kaki, wacana akan adanya BLT membuat masyarakat riuh. Para ketua RT mulai bingung belum terlaksana saja sudah ramai apalagi nanti BLT jadi disalurkan.

Dengan sajian Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang rilis Kemensos pada hari senin 20 april 2020, Desa Cenang, Songgom-Brebes memperoleh data by name by addres siapa saja yang bakal memperoleh BLT Pusat. Ada 208 KK dan 44 KK tambahan Total 252 KK yang diprediksi dapat BLT dari Pemerintah Pusat.

Desa dengan anggaran Dana Desanya siapkan 30 persen yaitu 570 juta jika dibagi 1.8 juta, ketemu angka 317 KK. Total rek bongkrek sudah ada data 569 KK calon penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). Sedang Provinsi sampai detik ini belum rilis jumlah data yang juga digadang akan diberi Bantuan.

Jika digabung dan disandingkan dengan data penerima PKH 428 KK dan BPNT 764 KK, ada kisaran 1.700 KK Calon penerima bantuan terdampak Covid-19 dari jumlah keseluruhan 2.588 KK di Desa Cenang, Songgom-Brebes. 

Data akan di verifikasi dan validasi agar tidak tumpang tindih atau terdapat penerima ganda, data disortir per RT kemudian dicocokan dengan data PKH dan BPNT jika nama terdaftar sudah ada di data PKH maupun BPNT maka Desa secara otomatis akan mencoret yang bersangkutan dan digantikan dengan orang yang benar-benar belum pernah menerima bantuan.

Disini dibutuhkan kejelian memilah data jangan sampai ada warga yang benar-benar membutuhkan tapi luput dari pantauan dan tidak terdata. Desa Cenang, Songgom-Brebes dengan Jumlah 37 RT dan 9 RW berdasar hitungan hanya 9 Kepala Keluarga yang akan memperoleh BLT diluar PKH dan BPNT dari Kemensos dan Dana Desa per RTnya.

Nasib nasib bagaimana warga yang tidak terdata yah....

Dilema tetap disandang pemerintah desa sudah bercibaku tiap malam memastikan dan memverifikasi data tapi tetap saja dapat gunjingan yang tidak enak didengar. " Pamonge picek " (perangkat desanya buta.red) itu kata-kata yang kerap kami dengar. bagi perangkat desa itu menjadi makanan sehari-hari tebal muka tuli telinga jadi dedikasi, tak dianggap sudah biasa ada bantuan baru diburu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline