Lihat ke Halaman Asli

Sucen

Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Ada Perpustakaan di Lawang Sewu

Diperbarui: 4 Maret 2020   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peruatakaan di Lawang Sewu dok.pri

Semarang, Lawang Sewu ikon Kota Semarang tak kunjung sepi, bangunan yang dengan gaya arsitektur jaman Belanda keberadaannya tak terpengaruh jaman. 

Lawang Sewu kini jadi objek wisata bagi siapa saja yang berkunjung hanya dengan membayar tilet 5 ribu bagi bagi anak anak dan 10 ribu untuk orang dewasa, bangunan tampak begitu tua namun kondisinya masih terawat apik dan masih asli.

Dari berbagai suguhan yang ditawarkan, Lawang Sewu didominasi arsip dan dokumentasi tentang Kereta Api, mulai dari sejarah awal Kereta Api sampai daftar dan gambar Stasiun yang ada di Jawa Tengah. Dalam gambar tertulis 2014 terakhir kali didokumentasikan.

Gambar stasiun di jawa tengah dok.pri

Kenapa dijuluki Lawang Sewu, itu karena dalam bangunan itu begitu banyak Lawang (pintu.red)

" Kue Lawang Sewu Jati kabeh? "

Dari ruang satu ke ruang lainnya semua terhubung dengan pintu saking banyaknya pintu, maka kemudian bangunan ini dijuluki Lawang Sewu (seribu pintu.red) bangunan ini pada jaman Belanda dijadikan penjara, namun kini keberadaannya dikelola oleh PT. KAI sebagai Museum.

Perpustakaan Lawang Sewu dok.pri

Selain pernak pernik perkereta apian, terdapat juga perpustakaan namun terlihat sepi pengunjung, ruangan yang berukuran kira kira 5 X 25 meter ini hanya terdapat gambar hasil lomba arsisketur yang terpampang disepanjang dinding. diruangan depan ada almari dan beberapa eksemplar buku usang bertumpuk jumlahnya tak seberapa. Terdapat meja ukuran besar beserta kursinya, mungkin ini sengaja disediakan pengelola, barang kali ada pengunjung yang berminat membaca.

dokpri

Dari sekian banyak pengunjung tak banyak yang mengunjungi perpustakaan ini bahkan hampir tidak ada, mereka lebih suka berswa foto dispot-spot yang lebih menarik dan instagramable. Budaya membaca buku kini tergeser jauh akibat digitalisasi.

Salam Literasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline