Lihat ke Halaman Asli

Sucen

Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Tradisi 3, 7, 40, 100, dan Mendak di Desa

Diperbarui: 17 Juni 2021   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara tahlilan dok. nu.or.id

Tradisi tahlilan ketika ada kerabat keluarga handai taulan atau warga desa meninggal dunia, secara turun temurun dilakukan di desa.

Sudah menjadi adat jawa, bahwa tahlilan selalu diadakan bagi kaum nahdliyin yaitu acara doa bersama yang tujuannya mendoakan orang yang baru saja meninggal, acara ini dilakukan dimulai hari 1 s/d 7 hari kemudian 40 hari, 100 hari dan 1 tahun kematian, atau orang jawa bilang "mendak" yaitu memperingati 1 tahun atas meninggalnya seseorang.

Baca juga: Tradisi Tahlilan di Masyarakat Indonesia Memiliki Hikmah Luhur

Acara biasanya dipimpin oleh pemuka agama di desa dalam hal ini adalah lebe (jabatan perangkat desa yang khusus menangani kematian). 

Didahului pembukaan atau muqodimah sesekali lebe memberikan ceramah sebagai wujud saling mengingatkan kepada sesama, acara seperti ini melibatkan sanak saudara dan mengundang tetangga lingkungan.

Baca juga: Tahlilan, Instrumen Peningkatan Solidaritas Sosial Masyarakat Dusun Curahleduk Banyuanyar Kalibaru

Pembacaan doa dimulai dengan hadroh hadiah fatihah ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, para sohabat dan keluarga Nabi, hadiah fatihah untuk almarhum, keluarga almarhum, anak dan keluarga almarhum ditutup dengan bacaan umul kitab. Tahlil dan bacaan surat yasin hingga selesai.

Tahlilan sebagai wujud kebersamaan dalam segala hal terutama cara lingkungan desa dalam berbela sungkawa, bukan maksud hura-hura tetapi sebagai wujud saling berterima kasih maka ketika keluarga kita didoakan, sebaliknya keluarga yang didoakan akan memberikan ube rampe alakadarnya.

Baca juga: Tata Cara Tahlilan dan Maknanya untuk Menyempurnakan Kematian Manusia

Suasana kekeluargaan yang hanya ada di kaum Nahdliyin Nahdlatul Ulama.

Dipercaya bahwa mahluk hidup butuh makan, makanan didunia kala hidup adalah makanan yang berupa makanan seperti nasi, buah dan segala sesuatu yang mengenyangkan. Sedang di alam akhirat makanannya adalah berupa doa dan bacaan Al-Qur'an, hal ini pula dijadika sebagai acara keluarga dalam memperingati hari kematian keluargannya dipercaya untuk memberikan makan kepada mereka yang sudah meninggal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline