Posyandu sebagai layanan kesehatan terbawah memegang peranan penting di desa, dengan adanya Posyandu maka kebutuhan pelayanan dasar bagi warga bisa dijalankan di tiap RW, Ibu Hamil dan Balita memeriksakan diri setiap bulannya di posyandu, kegiatan yang didominasi kaum ibu ini benar-benar harus diperhatikan keberadaanya.
Keberadaan Kader Posyandu identik dengan suasana politik, biasanya kader posyandu adalah ibu-ibu pilihan yang pada saat pemilihan Kepala Desa memilih Kepala Desa terpilih maka, tidak heran jika Kepala Desanya ganti Kader Posyandu ikut diganti. mulanya memang mereka tidak tahu apa-apa tentang posyandu ketika ditugaskan sebagai kader, sedikit demi sedikit mereka akan tahu apa itu kader posyandu dan bagaiamana kerjanya.
yang jelas kader posyandu bukanlah panggilan jiwa akan tetapi ada penugasan dari Kepala Desa lewat Ibu Kepala Desa. jumlah kader posyandu disesuaikan dengan jumlah posyandunya minimal 3 orang kader setiap posnya.
kegiatannya bergilir tiap bulan didampingi bidan desa kegiatan itu rutin tiap bulan, keberadaan kader saat ini memang belum begitu diperhatikan terutama kesejahteraannya kalau desa tidak mengalokasikan insentif nyaris kerja kader adalah amal jariyah.
ditilik dari tugasnya, kader posyandu dituntut ketekunan serta loyalitasnya dalam melayani masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan ditingkat RW. terkadang antara tugas dan hati bertentangan namun apalah daya jika tugas ini tidak ditunaikan.
jika kader tidak mendasari diri dengan pemahaman bahwa hidup tidak selalu harus dibayar, maka rasa syukur akan kebermanfaatan ditengah masyarakatlah yang mesti diutamakan. kader tidak mendapat gaji dan upah sebagaimana layaknya orang bekerja, namun jika dijadikan ladang amal maka percayalah keberkahan akan menyertai kita semua amin.
dari penugasan, perlahan jiwa terpanggil itulah kader posyandu.
