[caption caption="Photo by CNet3"][/caption]
Era sosial media memberikan ruang yang begitu luas bagi siapa saja untuk ambil bagian dalam berbagi informasi. Hal ini dimanfaatkan media nasional dan internasional untuk melibatkan warga dalam pengambilan berita.
Orang-orang yang sejatinya bukan seorang jurnalis atau wartawan namun ikut serta dalam peran liputan sebuah peristiwa sering disebut dengan istilah Jurnalis Warga atau Citizen Journalist. Sementara format peliputannya atau penulisannya dinamakan Jurnalisme Warga atau Citizen Journalism.
Bagi Netizen (warga dunia maya/internet), istilah Jurnalisme Warga tentu bukan hal yang asing. Channel berita International seperti CNN, mereka punya program iReport. Di level media Nasional ada Kompas dengan Kompasiana-nya, NETMediatama dengan NETCJ-nya, Liputan6 dengan Citizen6-nya, Tempo dengan Indonesiana-nya, Detik dengan detikTravel-nya dan masih banyak lagi lainnya.
Jurnalisme warga memberikan ruang lebih kepada siapapun untuk mengabarkan berita terkini dari seluruh penjuru bumi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Siapapun bisa menuliskan berbagai macam tips tricks, berbagi pengalaman hidup dan bermacam kisah lainnya. Tentu dengan tetap memegang etika agar apa yang disampaikan adalah hal yang bisa dipertanggungjawabkan.
Bagi seorang perawat, menulis merupakan kegiatan yang tak terpisahkan. Dalam kegiatan hariannya, seorang perawat tak pernah lepas dengan namanya ballpoint. Sebuah pekerjaan atau tindakan keperawatan tak akan berarti manakala tidak didokumentasikan.
Walaupun era kemajuan IT sekarang ini sudah mulai menggunakan dokumentasi secara online (Clinical Information System), tapi ballpoint masih diperlukan.
Fokus yang ingin saya sampaikan adalah, setiap perawat tak pernah lepas dengan yang namanya tulis menulis. Baik secara offline maupun online. Apalagi sebagai netizen yang setiap saat update status dan chatting. Makanya kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tak pernah terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari mulai bangun tidur hingga mau tidur lagi.
Sudah sejak beberapa tahun lalu, saya termasuk yang menikmati adanya Jurnalisme Warga ini. Kebisaan saya menulis awalnya termotivasi oleh kepiawaian Pak Syaifoel Hardy dalam mengolah kata-kata. Puluhan bahkan ratusan karyanya bertebaran di dunia maya.
Satu demi satu tulisan Saya terpublikasi di dunia maya. Walaupun belum bisa menjadi sebuah buku seperti Pak Syaifoel dan penulis lainnya, namun Saya tetap menikmatinya sampai sekarang.
Kesenangan Saya di dunia jurnalisme warga ternyata tidak hanya di dunia menulis saja, NET TV dengan slogan Televisi Masa Kini-nya memberikan Saya kesempatan dan semangat untuk berkarya di bidang videography.