Lihat ke Halaman Asli

AS Riady

Warga menengah ke bawah

"4 Jalan Alternatif" agar Tulisanmu Dimuat Media

Diperbarui: 6 Juni 2020   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menjadi penulis memang tidak mudah. Banyak persaingan. Apalagi sebagai penulis pemula yang ingin hasil tulisannya dimuat dan dibaca banyak orang. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri. Belum lagi jika mendapat honor dari tulisan itu.

Memang menulis itu linier dengan membaca. Orang yang banyak membaca, biasanya gemar menulis, begitupun sebaliknya.

Ada juga orang yang pantang menyerah, tapi jarang membaca. Pedomannya sederhana, "seng penting menulis. Dimuat atau tidak, yang penting nulis dan dikirim." Ini agak berat, karena akumulasi nekat dan tidak punya bakat justru akan menjerumuskan kita pada tindakan yang membuang-buang waktu. Mbok ya o nulis status aja di media sosialmu, daripada capek-capek nulis tapi terus-menerur ditolak. Minimal dapat like. Lumayam.

Kemudian ada juga orang yang menulis dengan mengikuti kursus. Biasanya penulis semacam ini lebih ahli dalam hal teknis-teknis, namun agak payah ketika mengungkapkan gagasannya. Tapi itu tidak masalah. Karena bisa ditutupi dengan retorika dan kerapiannya menulis dari hasil kerja kerasnya mengikuti kursus menulis.

Nah, ada empat faktor yang 'biasanya' menjadi pertimbangan redaktur memuat hasil karya penulis pemula. Yuk simak!

Pertama, memiliki modal media sosial. Dalam arti punya lingkar pertemanan yang banyak dan luas, baik di facebook, twitter, dan instagram. Syukur-syukur kalau punya chanel youtube dengan subscribe jutaan.

Begini, kalau kita intip di bagian 'kontributor' website, biasanya sering mensyaratkan pengirim naskah untuk mencamtukan sosial media. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah kamu punya basis masa yang banyak atau hanya sedikit.

Semisal ada dua cerpen yang masuk dengan kualitas sama. Satunya punya penggemar ribuan, satunya hanya punya facebook itupun berteman dengan seratus orang. Maka redaktur akan memilih cerpen dengan penulis yang memiliki penggemar ribuan. Karena potensi dibaca dan kemungkinan viralnya lebih tinggi.

Kedua, berkenalan dengan redaktur dan tim website. Faktor kedua ini juga penting. Kamu tidak harus datang ke rumahnya kemudian memperkenalkan diri. Tidak perlu seperti itu.

Kamu cukup aktif berkomentar ketika redaktur update status. Dengan catatan, tidak terlalu sering (bisa buat bete') dan komennya tidak sara-saru. Dari koman-komen inilah, redaktur akan kenal dan mengintip profil media sosialmu. Silahkan dicoba dengan telaten!

Ketiga, naskah tidak salah alamat. Kalau ini kamu harus pandai-pandai mengunjungi banyak website dan membandingkannya. Misalnya kamu punya naskah resensi buku, maka tidak bisa dikirim ke mojok. Karena di mojok tidak ada kolom resensi buku. Begitupun laporan sepak bola, tidak bisa dikirim ke berdikari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline