A : "Sampeyan orang PK* ya, Mas?"
B : "Isl*m aja, Pak. Saya ini Muh*mm*diNu. Muh*mm*diy*h oke, NU ayuuk. hehee.."
A : "Hahaahaaa.. saya gak suka dengan orang-orang PK*, mereka itu mencampur *g*m* dengan politik. Kalau saya lebih suka PA*"
C : "Begini Pak...."
Obrolan berlanjut semakin menggairahkan antara A dan seorang temannya, dengan teman saya si C. Si B sesekali masuk dalam obrolan memberikan argumen penguatan.
DUA LEVEL SATU TUJUAN
Saya (B) sangat salut dengan gaya berdiskusi teman saya si C. Bahasanya mengalir, tegas, namun tetap santun dan hebatnya mampu menohok serta mengorek-ngorek karat hati lawan bicaranya. Cukup satu langkah frontal bisa membuat orang klepek-klepek dan antusias untuk melanjutkan diskusi secara sehat, mencari pencerahan!
Daann... dengan penguasaan materi dan emosi yang lumayan sejalan. Ini pointnya. Ingat ya, kalimat ini point nya.
Padahal untuk hasil yang sama, saya memerlukan 5 langkah saudara-saudara..
Kelima langkah saya itu adalah :
1. mengikuti arus pembicaraan