Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif dalam mengembangkan potensinya.
Belajar merupakan sebuah proses dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak paham menjadi pahamhal ini memerlukan peran seorang pendidik yang bertugas sebagai among.
Sistem among adalah mendidik anak murid seperti mendidik anak sendiri dengan perasaan tulus, ikhlas, menuntun dan membimbing serta mengoptimalkan semua perkembangan anak didik.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan dan ditujukan kepada anak sejak lahir sampai enam tahun dengan cara memberi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan anak.
Penerapan pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui tri pusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar yang paling utama memerlukan dukungan dan kasih sayang orang tua, perkembangan anak mulai sejak lahir sudah di dapat dari lingkungan keluarga.
Selanjutnya lingkungan sekolah merupakan titipan orang tua siswa kepada pihak sekolah yang membantu perkembangan anak, sedangkan lingkungan masyarakat adalah guru dan orang tua mendidik anak dengan cara bergaul di dalam masyarakat sekitar.
Tugas sebagai pendidik adalah mengoptimalkan dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan menuntun, membimbing, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak.
Akan tetapi hal ini jarang dilakukan oleh seluruh pendidik karena di latar belakangi oleh minimnya ilmu pengetahuan, rendahnya kreativitas guru dalam mengembangkan bahan ajar, tidak tepat dalam memilih metode pembelajaran, guru memberikan tugas yang monoton, rendahnya minat belajar anak dan rendahnya kreativitas anak.
Apabila hal ini terjadi terus menerus di biarkan dalam jangka waktu yang lama maka akan menghambat perkembangan anak, potensi anak tidak berkembang,, membunuh kraetivitas dan karakter anak bangsa, melihat kondisi seperti ini maka saya sebagai guru harus membawa perubahan ke arah yang lebih posistif merubah sistem pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran yang bermakna dengan cara melakukan pembelajaran aktivitas langsung melalui program mengembangkan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan melukis topeng samba dari gerabah .
Aksi nyata kegiatan melukis topeng samba dari gerabah sebagai pilihan karena kegiatan melukis di tingkat TK tidak pernah ada dan belum pernah diterapkan di lembaga lain rendahnya pengetahuan guru tentang ilmu melukis, rendahnya minat guru mengembangkan diri, kegiatan melukis jarang dilakukan pernah setahun sekali ada lomba melukis celengan dengan cara mengirimkan anak tanpa di latih terlebih dahulu oleh guru inti dan guru pendamping sehingga hasil likisan anak tidak baik, kegiatan melukis anak usia dini dapat mengembangkan enam aspek perkembangan anak seperti contoh aspek nilai moral dan agama dapat kita temui dengan cara anak menyebut perbedaan ciptaan tuhan dan manusia,aspek kognitif dapat ditemui melalui anak mengenal lambang bilangan dengan cara menghitung jumlah topeng, aspek bahasa dapat kita lihat melalui anak menyebut nama-nama warna yang ada pada topeng, motorik halus dapat kita temui melalui bagaimana anak memegang kuas, cara mengecat topeng,aspek perkembangan seni yaitu dapat dilihat dari hasil karya anak melukis topeng dan sosial emosional dspat dilihat dari kemandirian anak mengerjakan tugas melukis, dengan demikian kegiatan melukis dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.