Lihat ke Halaman Asli

Coba Lagi

Diperbarui: 13 Juni 2021   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Gimana mas? Keterima?" Adalah pertanyaan yang Ibu lontarkan di seberang sana sesaat setelah beliau mengangkat teleponku. 

Aku menghela nafas panjang seraya menjawab.

"Enggak keterima lagi bu"

"Ya nggak apa, mas. Kan masih bisa coba di tempat lain lagi." Nada Ibu begitu halus setelah mendengar satu lagi kabar buruk dariku.

Sebagai anak laki-laki pertamana di keluarga, aku tau Ibu sangat mengarapkan yang terbaik untukku, namun entah mengapa, gagal masih menjadi temanku lagi malam ini.

"Maaf ya, Bu. Gagal terus dapat kerjaan. Belum bisa kirim uang makan busat ibu dan adek di kampung"

Maaf ya, bu, karena belum bisa di banggakan seperti anak-anak tetangga.

"Mas, ibu sama adek di rumah nggak butuh uangmu, Ibu kan slalu bilang, ibu cuma mau kamusehat di kota, dapet penghidupan yang layak . Dan bahagia dengan apa yang kamu jalani.gagal sekali duakali mah nggak apa-apa, mas. Yang penting kamu nggak nyerah di tengah jalan."

"Kamu itu anak ibu. Dan ibu nggak pernah kan ngajarin kalian semua untuk berhenti berusaha. Gagal itu wajar kok, Mas gagal tu carahiup menempa kamu jadi manusia kuat mas"

"Ibu nggak minta kamu jadi hebat dalam semalam kan? Ibu nggak minta gajimu harus ada berapa digit, ibu bahkan nggak nuntut kamu untuk beliin ini dan itu. Selam kamu tetep berusaha dan jalani semua yang emang bikin kamu bahagia, buat ibu itu udah lebih dari cukup kok, Mas"

Nasihat ibu malam itu begitu hangat hingga mampu memcairkan dingin dan kerasnya ibu kota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline