Yahya Staquf menjadi perbincangan hangat beberapa hari terakir terkait kunjungan ke Israel untuk memberi kuliah umum yang diadakan di Abba Eban Hall, Truman Institute, Hebrew University, Mount Scopus. Kuliah umum bertemakan "Islamic without Violence-An Indonesian Perspective on the Israeli- Palestinian Conflict" beberapa rapa hari yang lalu.
Kunjungan tersebut menjadi buah bibir dikalangan masyarakat mengingat Israel adalah negara yang di akui sebagai penjajah atas tanah Palestine oleh mayoritas sehingga kunjungan tersebut menjadi tanda tanya besar atas undangan Yahya Staquf ke Israel.
Kunjungan ke Israel dianggap sebagai pengkianatan terhadap Bangsa Indonesia yang dilakukan oleh Yahya Staquf ke Palestina karena Indonesia sepenuhnya mendukung kemerdekaan Palestina atas penjajahan Israel, namun kehadiran Yahya Staquf ke Israel dianggap sebagai bumerang bagi hubungan Indonesia dengan Palestina.
Pro kontra tersebut muncul bukan hanya di Indonesia namun Kementerian Luar Negeri juga mengutuk kehadiran Yahya Staquf ke Israel, dalam beberapa versi media mereka juga menyebutkan bahwa Yahya Staquf adalah tokoh munafik yang rela munjual agama dengan kesejahteraan dirinya.
Hal tersebut merupakan sudut pandang yang wajar mengingat Indonesia adalah negara yang masyarakatnya Muslim terbesar di dunia seharusnya Yahya Staquf menolak undangan tersebut karena akan mencoreng nama baik Muslim di mata dunia, banyak yang menyayangkan seorang Tokoh dari organisasi Islam terbesar dunia telah diperalat oleh Israel.
Bila di tilik dari sudut pandang yang lain kunjungan tersebut bukanlah semata-mata untuk memberi kuliah umum saja ataupun sekedar untuk kepentingan pribadi. Kunjungan Yahya ke Israel merupakan perwujudan Misi pendekatan untuk perdamaian Palestina karena beberapa tulisan beliau jauh sebelum undangan itu muncul Yahya berharap memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dalam perdamain tersebut.
Misi perdamaian untuk Palestina bisa dilakukan oleh siapapun dan dengan cara apapun baik itu melalui peperangan, negosiasi maupun langkah pendekatan terlebih dahulu, beliau berharap tokoh-tokoh di Indonesia harus ikut memikirkan hal tersebut dengan melakukan langkah-langkah konkrit.
Maka melihat tulisan beliau tersebut semoga kehadiran Yahya Staquf ke Israel bukanlah pengkhianatan namun merupakan Misi pendekatn untuk kemaslahatan rakyat Palestina seperti yang pernah beliau sampaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H