Lihat ke Halaman Asli

aldis

Arsitektur Enterprise

Menantang Badai Digital: Inspirasi 10 Muharram untuk Perlawanan Egosentrisme dan Keserakahan

Diperbarui: 31 Juli 2023   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah laju pesat teknologi dan canggihnya dunia digital, tetap ada nilai-nilai dan peristiwa bersejarah yang tetap relevan dan memberikan inspirasi bagi kita dalam menghadapi ketidakadilan dan kejahatan. Salah satu momen bersejarah yang menyimpan pesan inspiratif tersebut adalah peristiwa 10 Muharram. Hari ini, dalam era digital, kita dapat mengeksplorasi inspirasi yang kuat dari peristiwa ini dalam perlawanan terhadap ketidakadilan dan kejahatan.

10 Muharram adalah hari yang mendalam bagi seluruh umat Muslim dari latar belakang mazhab manapun, karena mengenang tragedi Karbala pada tahun 680 Masehi. Pada hari ini, cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, dan para pengikutnya yang hanya berjumlah beberapa puluh orang berjuang melawan pasukan tirani yang jauh lebih besar. Mereka menegakkan nilai-nilai kebenaran, keberanian, kejujuran, dan keadilan, menghadapi ketidakadilan yang ekstrem dan kejahatan yang mencengkeram bangsa mereka.

Di era digital saat ini, nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Imam Husain dan pengikutnya di Karbala tetap relevan dan memberikan inspirasi.

Kebenaran dan Transparansi

Di era digital yang semakin maju, masalah hoaks dan disinformasi telah menjadi tantangan serius bagi masyarakat global. Fluktuasi informasi yang tidak terkontrol dapat dengan mudah menyebar melalui platform digital, menciptakan ketidakpastian, kebingungan, dan bahkan perpecahan di antara orang-orang. Dalam menghadapi kondisi semacam ini, nilai kebenaran dan transparansi menjadi semakin berharga dan relevan.

Meneladani semangat Imam Husain dalam menegakkan kebenaran, kita perlu mengutamakan nilai-nilai ini di tengah derasnya informasi yang tersebar luas. Seperti yang ditunjukkan oleh Imam Husain yang tidak tergoyahkan dalam memperjuangkan kebenaran meskipun dihadapkan pada ancaman besar, kita juga harus memiliki keteguhan hati untuk menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang mungkin timbul saat menyuarakan kebenaran.

Berbicara mengenai hoaks dan disinformasi, setiap individu memiliki peran penting untuk menjadi penerang kebenaran. Sebagai pengguna aktif media sosial atau internet, kita dapat berkontribusi dengan cara memverifikasi informasi sebelum membagikannya, menghindari menyebarkan berita palsu, serta mengedukasi orang lain tentang cara mengenali dan mengatasi hoaks.

Selain itu, penting bagi pihak-pihak yang berwenang dan platform media sosial untuk mempromosikan transparansi dalam berkomunikasi. Mendorong keterbukaan dan memastikan bahwa sumber informasi dapat dipertanggungjawabkan adalah langkah krusial untuk mengurangi peredaran hoaks dan disinformasi. Semakin banyak aksesibilitas terhadap sumber-sumber informasi yang sahih dan terpercaya, semakin besar peluang untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih jujur dan dapat dipercaya.

      
Warga Jawa Barat Yang Sakit Lutut dan Pinggul Wajib Membaca Ini!
Recommended by
Kekuatan Berbicara Melawan Kejahatan

Kekuatan berbicara melawan kejahatan telah menjadi salah satu pilar utama perjuangan dalam sejarah manusia. Sejak zaman dahulu, peristiwa seperti yang terjadi pada 10 Muharram di Karbala telah mengajarkan kita akan pentingnya berani menyuarakan perlawanan terhadap ketidakadilan, bahkan ketika jumlah pendukung tampak sedikit. Dalam era digital yang memberikan platform dan suara kepada jutaan orang di seluruh dunia, kekuatan berbicara melawan kejahatan semakin meningkat dan memiliki potensi yang luar biasa untuk mengubah masyarakat.

Seperti yang ditunjukkan oleh Imam Husain dan para pengikutnya, berbicara melawan ketidakadilan dan kejahatan seringkali menuntut keberanian dan pengorbanan. Pada saat itu, jumlah pasukan Imam Husain jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan Yazid yang memerintah dengan kejam. Namun, mereka tetap teguh dalam keyakinan dan mengangkat suara mereka untuk memprotes ketidakadilan yang terjadi. Tindakan tersebut memicu kesadaran dan empati dari banyak orang, dan peristiwa tersebut akhirnya memainkan peran penting dalam membentuk perlawanan terhadap tirani yang berlangsung dalam sejarah Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline