Lihat ke Halaman Asli

Dialog Singkat dengan Wanita Libya

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan ini terjadi ketika aku mau pulang umroh tahun 2012. Sore itu aku bersama rombongan umroh dari Malang menunggu pesawat di bandara kota Jeddah.Kami duduk-duduk di lantai akibat sedikitnya kursi yang disediakan. Disampingku duduk seorang wanita yang sempat ku kira jamaah umroh dari Iran. Tiba-tiba ia menegurku

Wanita: Darimana asalmu?

Aku: Indonesia

Wanita: Indonesia? Itu negara yang dekat Malaysia kan?

Aku: (Dalam hati sedih juga) iya

Wanita: Ini pertama kali ke tanah suci?

Aku: Iya (Sedikit malas menjawab)

Wanita: Oh Ahlan wa Sahlan (dia memberi ucapan dalam bahasa arab)

Aku: Syukron (karena tidak tahu jawabannya, ku jawab sekenanya)

Wanita: Aku dari Libya, kamu tahu Libya?

Aku: Emm (sedikit lemot maklum kecapekan)

Wanita: Moammar Qaddafi tahu?

Aku: (Aku langsung nyambung dan kuteriakkan satu nama lagi) Omar Mochtar!

Wanita: Ya benar. Banyakkah muslim di Indonesia?

Aku: Banyak, Islam agama terbesar di Indonesia.

Wanita : Kita bisa ucapkan Alhamdulillah kalau begitu

Aku: (eh.. iya) Alhamdulillah

Wanita: Arab bukan bahasa nasional kalian kan?

Aku: Bukan, kami pakai bahasa sendiri. Bahasa Indonesia

Wanita: Lalu bagaimana kamu bisa memahami Al Qur’an?

Aku: (Oh Jlebbb) ehh… iya aku bisa satu-dua kata sih (ngeles hehe)

Wanita: Maksudku di negara kami. Kami belajar agama di masjid-masjid dengan seorang imam/syaikh lalu bagaimana di Indonesia?

Aku: Kami belajar agama di rumah para ustadz, masjid atau sekolah khusus.

Wanita: Oh begitu

Aku: Aku harap aku bisa mengunjungi negaramu suatu saat nanti (basa basi)

Wanita: Ya bagus! Negara kami sangat indah, dekat laut mediterania. Makanan semua bagus

Aku: (Lebih indah negaraku, negaranya kan abis perang)

Wanita:

Sayang keindahan negara kami hanya dinikmati orang tertentu seperti Moammar Qaddafi. Namun sekarang dia diturunkan rakyatnya. Kami bebas! Aku seorang guru. Kini aku bebas mengajar bahasa inggris sesukaku. Kita bisa ucapkan alhamdulillah untuk ini…

Aku: Alhamdulillah

Hingga percakapan kami harus terpisahkan oleh waktu keberangkatan pesawat kami. Jujur aku tidak percaya dalam waktu dekat Libya akan lebih baik daripada masa Moammar Qaddafi dahulu :P

*Percakapan kami lakukan dalam bahasa inggris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline