Lihat ke Halaman Asli

Pasangan Jiwa

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari minggu kemarin (23 Juni 2013), saya mendapatkan kabar gembira dari seorang teman yang sekarang dalam karantina akademi militer di Magelang. Memasuki tahun kedua pendidikannya, bulan depan dia akan pindah kampus ke Surabaya. Hal ini berarti dia akan mendapat cuti panjang setiap bulan dan kamipun akan sering bertemu atau paling tidak akan lebih sering berkomunikasi, InsyaAllah.

Cukup unik, jika anda mengetahui perjalanan hidup kami berdua yang hampir-hampir mirip. Kami bertemu di Kelas 2 SMA dan sempat tergabung dalam band yang sama. Kami jatuh cinta, menyatakan, dan ditolak pada kelas 2 SMA (beruntung bukan pada gadis yang sama). Kami konyol, cuek dan bandel. Kami berdua sama-sama keras kepala, sama-sama pemarah, sama-sama mesum. Kami pernah pacaran setelah lulus SMA dalam waktu yang berdekatan. Kami diputus dan dicampakan melalui handphone. Kami bahkan menangis di tempat yang sama! (Upps!) Kami juga bekerja sesuai dengan profesi bapak kami. Dia sebagai tentara dan saya sebagai pedagang sekaligus guru (sebagai guru belum sih, tapi insyaallah, hehe…). Bahkan ketika akhirnya kami berdua memilih manhaj yang sama, saya sampai tidak habis pikir.

Namun hal ini tentu tidak hanya terjadi pada kami saja, jika anda memperhatikan diri anda dan sahabat dekat anda, mungkin anda akan menemukan hal serupa. Beberapa orang memberi mengatakan kami pasangan jiwa atau bahasa inggrisnyaSoulmate

Apa sih soulmate? (Insyaallah bukan ustad Souleh Mahmoute). Mari kita simak pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziah mengenai hal ini


Berkata Ibn al-Qayyim: ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah-Nya menciptakan makhluk-Nya dalam kondisi saling mencari yang sesuai dengannya, secara fitrah saling tertarik dengan jenisnya, dan sebaliknya akan menjauh dari yang berbeda dengannya.

Rahasia adanya percampuran dan kesesuaian di alam ruh akan mengakibatkan adanya keserasian serta kesamaan, sebagaimana adanya perbedaan di alam ruh akan berakibat tidak adanya keserasian dan kesesuaian.

Nabi pernah mengatakan dalam sebuah hadisnya:

"Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih"[1]

Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya yaitu senang membuat orang tertawa. Karena itulah nabi mengucapkan hadis ini.

Penerapan hal ini tidak saja berlaku di dunia lebih dari itu akan diterapkan pula di akhirat, Allah berfirman:



" (Kepada malaikat diperintahkan): Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah" [As-Shaffat (37): 22]

Umar ibn Khatab dan setelahnya Imam Ahmad pernah berkata mengenai tafsiran wajahum yakni yang sesuai dan mirip dengannya.

Setiap orang akan digiring dengan orang-orang yang sama perilakunya dengannya, Allah akan menggiring antara orang-orang yang saling mencintai karena-Nya di dalam surga dan akan menggiring orang orang yang saling berkasih-kasihan diatas jalan syetan di neraka Jahim, tiap orang akan digiring dengan siapa yang dicintainya mau tidak mau.

Di dalam mustadrak Al-Hakim disebukan bahwa Nabi bersabda:


" Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali akan digiring bersama mereka kelak" [2]

*Dikutip dari kitab : Zadul Ma'ad Fi Hadyi Khairi Ibad, Penulis Ibnu Qayyim Al-Jauziah

[diterjemahkan oleh : Ustadz Ahmad Ridwan,Lc (Abu Fairuz Al-Medani)]

_____________________
Foot Note:
[1]. Hadis Riwayat Bukhari 7/267dari hadis Aisyah secara muallaq, dan Muslim (2638) dari jalan Abu Hurairah secara mausul
[2]. Diriwayatkan oleh Ahmad 6/145, 160, dan an-Nasai dari jalan Aisyah Bahwa Rasulullah Saw bersabda: Aku bersumpah terhadap tiga hal, Allah tidak akan menjadikan orang-orang yang memiliki saham dalam Islam sama dengan orang yang tidak memiliki saham, saham itu yakni: Sholat, puasa dan zakat. Tidaklah Allah mengangkat seseorang di dunia, kemudian ada selain-Nya yang dapat mengangkat (derajatnya) di hari kiamat. Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum kecuali kelak Allah akan menggumpulkannya bersama (di akhirat). Kalau boleh aku bersumpah terhadap yang keempat dan kuharap aku tidak berdosa dalam hal ini yaitu tidaklah seseorang memberi pakaian kepada orang lain (untuk menutupi auratnya) kecuali Allah akan memberikannya pakaian penutup di hari kiamat. Para perawi hadis ini tsiqah kecuali Syaibahal-khudri (di dalam Musnad di tulis keliru dengan al-isyq-hadromi). Dia meriwayatkan dari Urwah, dan dia tidak di tsiqahkan kecuali oleh Ibn Hibban, namun ada syahidnya dari hadist Ibn Masud dari jalur Abu Yala, dan Thabrani dari jalur Abu Umamah, dengan kedua jalan ini hadis ini menjadi sahih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline