Lihat ke Halaman Asli

Sufia Agestina Nur Azizah

Mahasiswi program studi geografi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas lambung mangkurat ULM

Identifikasi Pemanfaatan Lingkungan Lahan Basah pada Wilayan kecamatan Banjarmasin Selatan

Diperbarui: 11 September 2024   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kec.Banjarmasin Selatan/dok. pri

Penulis : Sufia Agestina Nur Azizah

NIM : 2410416220031

Dosen :  Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M,Si.

Mata Kuliah : Pengantar Lingkungan Lahan Basah

Program Studi : Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

PTN : Universitas Lambung Mangkurat

Tentu kita tidak asing lagi dengan kata “hutan”. Menurut UU no. 18 Tahun 2013, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya. Indonesia sendiri masuk sebagai 10 besar negara dengan hutan terluas di dunia. Hutan sendiri dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, jenis pohonnya, tempatnya, iklimnya, tujuan, keadaan tanah dan lain-lain. Hutan juga bisa terdapat di ekosistem lahan basah, contohnya hutan bakau, hutan gambut dan lain-lain

Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin.
Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut, lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Baik sebagai bioma ataupun ekosistem, lahan basah memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Lahan basah memiliki jenis tumbuhan dan satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lain di muka bumi. Maka dari itu, lahan basah mempunyai peran dan fungsi yang penting secara ekologi, ekonomi, maupun budaya.

Macam jenis lahan basah dibedakan menjadi dua yaitu lahan basah alami dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai). Sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam. Saat ini, lahan gambut dan mangrove, menjadi dua jenis lahan basah yang mengalami kerusakan serius di berbagai wilayah Indonesia. Hutan rawa gambut di Sumatra dan Kalimantan, banyak dikonversi menjadi perkebunan dan lahan pertanian. Pun ribuan hektar hutan mangrove, telah ditebangi dan dikonversi untuk kegiatan budidaya perairan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline