Lihat ke Halaman Asli

Suerwan

Guru SMP Negeri 20 Surakarta

Tetesan Keringat Tak Bersuara

Diperbarui: 20 Januari 2023   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surakarta, 21 September 2020

Puisi ini saya dedikasikan untuk almarhum Bapak Saya di Surga, Insyallah ......Amin.
Puisi yang saya ciptakan ini pernah menjadi juara satu dalam Festival Literasi di Kota Surakarta Tahun 2018, kemudia saya rewrite atau tulis kembali pada tahun 2020 ketika rinduku kepada Ayah di kala sunyi. Let's enjoy!

Rinduku adalah Ayah

Tergolek aku di kesunyian malam

Memandang kosong dalam hampa

Teringat pahlawan sepanjang masa

Bersama angin kusebut namanya ayah

Gerimis malam pun datang menghampiri

Sebagai tanda isi hati sanubari

Lirih hati bernyanyi rindu dalam sepi

Ingin ku menghampiri walau mimpi

Tetesan air mata itu telah turun

Menerka relung terbawa rindu

Terbanyang wajahnya nan sejuk

Mengelus lembut dalam peluk

Kini hanya latunan do'a ku sematkan

Teriring lirih penuh harapan mulia

Ayah.....semoga engkau bahagia

Bersamanya di sisi maha Esa 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline