Beberapa jam kedepan, sebagian besar mata warga DKI Jakarta akan tertuju ke layar kaca. Ya, hari ini akan dilangsungkan debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 tepat pukul 19.00. Temanya pun menarik yakni soal reformasi birokrasi dan penataan kota. Debat kali ini sangat ditunggu-tunggu karena reformasi birokrasi cukup krusial bagi warga DKI.
Saya sendiri berpendapat tema debat kali ini menjadi keuntungan bagi pasangan calon nomor urut 2 Pilkada DKI Jakarta, Basuki-Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat. Sebagai calon petahana, keduanya tentu sudah memahami seluk beluk birokrasi di Jakarta dan permasalahannya. Selain itu Ahok-Djarot selama ini dianggap telah berhasil dalam melakukan reformasi birokrasi di Jakarta.
Saya mencatat beberapa program reformasi birokrasi Basuki-Djarot telah dikerjakan semasa memimpin DKI Jakarta. Ada lima hal yang telah menjadi fokus pembenahan birokrasi, yaitu Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Pemberantasan Korupsi, Manajemen Kepegawaian Pemerintah, Perencanaan dan Penganggaran Daerah, serta Pelayanan Perizinan. Kelima aspek ini dibenahi secara signifikan sehingga birokrasi di Jakarta saat ini menjadi yang paling baik dalam melayani warganya.
Satu contoh pembenahan yang saya rasakan manfaatnya yaitu soal Pelayanan Perizinan. Untuk mempercepat pelayanan masyarakat, Basuki-Djarot mendirikan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Sejak berdiri pada tahun 2015, di bawah kepemimpinan Basuki-Djarot, PTSP telah berhasil memutuskan rantai calo secara signifikan. Terhitung Agustus 2016, PTSP telah menerbitkan 4 juta izin bagi warga Jakarta atau hampir 10 kali lebih banyak daripada tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu, dalam hal perizinan usaha, Basuki-Djarot telah berhasil memangkas waktu perolehan izin usaha di DKI Jakarta dari total seluruh proses yang mencapai 165 hari kerja, sekarang menjadi tinggal 43 hari kerja saja.Perubahan signifikan ini dalam rangka Meningkatkan ranking Indonesia dalam skala Kemudahan Berbisnis (Ease of Doing Business). Basuki-Djarot ingin meningkatkan kinerja PTSP guna mendukung perekonomian Jakarta agar secara keseluruhan Indonesia dapat menjadi negara yang kompetitif dan bersaing secara global.
Basuki-Djarot berhasil melakukan reformasi birokrasi yang profesional, transparan, dan efisien di Jakarta. Hal ini tentunya akan menjadi keuntungan Basuki-Djarot dalam debat kedua kali ini. Debat kali ini akan menjadi kesempatan bagi Basuki-Djarot untuk memaparkan keberhasilan program reformasi birokrasi yang telah mereka jalankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H