Belakangan ini, kampanye hitam atau Black Campaignsedang marak terjadi. Apalagi di DKI Jakarta, menjelang Pilgub Februari mendatang, banyak rasanya berita-berita yang bikin kuping kita ‘panas’. Berita-berita Hoaxdan kampanye hitam sangatlah tidak etis dan layak diperkarakan. Pihak Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dan Kepolisian pun sudah berkomitmen menangani dan menyelidiki tiap-tiap laporan terkait kampanye hitam.
Dapat kita lihat dari data dan berita, pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahya Purnama-Djarot Saiful Hidayat lah yang paling banyak mendapatkan ‘serangan’ Black Campaign. Beragam berita palsu dan kriminalisasi dilakukan berbagai pihak kepada paslon nomor urut dua. Mulai dari pengeditan Video oleh Buni Yani, perkataan mantan staf khusus SBY Andi Arief yang menyerang dengan isu SARA.
Entah siapa dalangnya, tapi siapapun yang melakukan tindakan tidak bertanggung jawab itu patut kiita kecam bersama. Bagaimana tidak, isu SARA tidaklah layak sama sekali digunakan untuk tujuan-tujuan politik kotor semacam ini. Akibatnya kampanye hitam ini jelas kita lihat Basuki sampai-sampai harus mengalami proses persidangan yang tidak seharusnya dia jalani.
Buni Yani sendiri pun sudah mengakui tindakan pengeditan video tersebut merupakan tindakan yang disengaja. Akibat dari tindakannya pun sangat fatal, ribuan bahkan jutaan orang terprovokasi oleh isu SARA yang dilayangkannya. Masyarakat Indonesia masih sangat sensitif terhadap isu SARA oleh karena itu janganlah bermain dengan isu SARA tanpa memikirkan akibatnya.
Selain hal diatas, dampak lain sudah kita rasakan juga, yaitu segregasi dan diskriminasi semakin menjamur dan mengkhawatirkan. Bahkan anak dibawah umur pun sudah termakan isu SARA ini, sungguh memalukan. Politisasi melalui Black Campaignsangatlah tidak etis dan melambangkan tindakan seorang pengecut. Ketakutan dan rasa pesimis untuk menang secara adil menyebabkan pihak-pihak tertentu melancarkan berbagai cara untuk menjatuhkan lawannya.
Dalam sistem demokrasi dan hukum, tindakan Black Campaignlayak dan sudah seharusnya dilaporkan pada pihak yang berwajib. Hal ini pun dikatakan oleh tim pemenangan Ahok-Djarot. "Kalau kampanye hitam yang dilakukan terhadap Ahok-Djarot, kami juga melakukan klarifikasi di media sosial. Kalau memang sudah keterlaluan, kami lapor ke polisi," kata anggota bidang sosialisasi dan kampanye tim pemenangan Ahok-Djarot, Guntur Romli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H