Lihat ke Halaman Asli

Dion Arisa

Indonesia

Krisis Jati Diri

Diperbarui: 12 Desember 2020   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini saya sering merasa seperti mengalami kekosongan, keterasingan, keterlemparan, kecemasan, dan lain sebagainya. Beberapa hal di atas disebabkan oleh tidak adanya tujuan atau makna dalam hidup saya. Kemungkinan besar saya sedang berada di fase krisis jati diri.

Krisis jati diri terjadi karena adanya perubahan besar dalam hidup seseorang dan Sepertinya saya terlalu banyak mengonsumsi konsep nihilisme sampai-sampai konsep tersebut menjadi nyata dan termanifestasi dalam hidup saya. wkwkwk

Saya selalu merasa cemas perihal siapa sebenarnya (identitas diri) saya dan apa yang hendak saya perbuat di masa mendatang, misalnya seperti pilihan apa yang akan saya pilih, pelajaran apa yang akan saya pelajari, kerjaan apa yang akan saya kerjakan setelah lulus kuliah nanti, dan lain-lain.

Benar kiranya bahwa sebagian besar orang akan mendapati fase krisis tentang jati diri. Namun, tentunya setiap orang mengalami tingkatan krisis yang berbeda-beda. Sementara ini, saya merasa sedang berada pada sebuah tingkatan dimana saya selalu memikirkan tentang sesuatu secara berlebihan, mempertanyakan makna atau tujuan hidup serta identitas diri, lalu saya sering memandang segala sesuatu itu sia-sia atau absurd, dan kemudian saya juga pada setiap saat merasa kesepian atau semacam kekosongan begitulah.  

Sebenarnya banyak hal yang bisa mengatasi problematika kekosongan manusia. Salah satunya adalah menyibukkan diri dengan sesuatu. Saya sendiri untuk waktu ini hanya akan membuat atau mencari makna dalam hidup saya, mungkin bisa dalam bentuk apa yang saya suka atau ingin lakukan, ya seperti mencari hobi atau passion. 

Identitas diri adalah tentang apa yang kita lakukan atau kerjakan dan saya rasa identitas diri itu bersifat dinamis, selalu bergerak atau berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline