Lihat ke Halaman Asli

Solidaritas Yogya Untuk Ahmadiyah Lakukan Unjuk Rasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta– Aksi penyerangan terhadap jemaat ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten belum lama ini yang telah menimbulkan korban jiwa kembali menuai kecaman. Sekitar seratus orang dari berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam solidaritas yogya untuk ahmadiyah senin (07/02/2011) malam melakukan aksi solidaritas di kawasan tugu yogyakarta, mengutuk aksi penyerangan tersebut.

Koordinator aksi Pedro Indarto menyayangkan aksi pembiaran kesekian kalinya yang dilakukan pemerintah, terhadap aksi penyerangan jamaah ahmadiyah, sehingga berujung penyerangan yang terjadi belum lama ini, dan mengakibatkan meninggalnya 3 orang warga ahmadiyah di Banten.

“Kita meminta pemimpin di negeri ini untuk tegas dan SKB 2 menteri dirombak karena ada yang salah, sehingga kedepan aturan tersebut mampu melindungi warga Negara Indonesia, terutama warga ahmadiyah”,ungkap Pedro di sela-sela aksi solidaritas.

Ia menyatakan, aksi pembiaran yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Presiden SBY terhadap terjadinya aksi kekerasan merupakan salah satu bentuk kejahatan. Hal ini sangat bertentangan dengan statement SBY yang pernah menyatakan bahwa pelanggaran HAM terutama bagi pemeluk keyakinan di Indonesia sudah turun.

“Kenyataannya sampai sekarang hal tersebut masih berlangsung, bahkan dalam bulan januari, ahmadiyah telah diserang beberapa kali dan itu cenderung dibiarkan, hingga akhirnya terbunuh 3 orang, kita akan jaga jogja agar jangan sampai seperti itu”,terangnya.

Sementara itu Alisa Wahid Putri almarhum KH. Abdurahman Wahid atau Gusdur yang turut serta dalam aksi solidaritas tersebut mempertanyakan, mengapa berulang kali insiden kekerasan terjadi di Indonesia, terutama kepada kelompok masyarakat seperti ahmadiyah.

“Sampai kapan ini harus terjadi, mereka (ahmadiyah) mempunyai tubuh dan darah yang sama dengan kita, tetapi mengapa mereka diperlakukan tidak sama dengan kita yang hari ini mampu bersuara”, katanya.

Seharusnya kata dia sebagai sesama orang Indonesia kita harus bisa saling membantu, dan bukannya saling membunuh. Perbedaan menurutnya sebuah fitrah yang patut disyukuri bukan malah ditentang.

Dalam aksi solidaritas tersebut juga dilakukan penyalaan lilin dan pengibaran bendera setengah tiang sebagai simbol keprihatian terhadap aksi penyerangan jamaah ahmadiyah. Aksi diakhiri dengan melakukan sholat ghoib dan pembacaan pernyataan sikap di pelataran tugu pada pukul 20.20 WIB

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline