Tidak ada yang sempurna, begitu kata dosenku. Kalau mau perubahan, mulai dari diri sendiri, ke orang terdekat, tetangga, lingkunganmu! Begitu ibu Dosen melanjutkan. Masalah negeri ini sudah ruwet, perbaiki minimal dari diri sendiri, bangun integritasmu! Lanjutnya.
Kalimat-kalimat itu beliau sampaikan, ketika diskusi di kelas sudah mulai "panas" mengkritik keadaan, korupsi, hukum, dan lain-lain. Ketika kami memaparkan banyak jeleknya negeri kita, pesimistis!
Di Kompasiana, dari tahun 2010 saya ikuti, panas dingin sering terjadi. Bermacam isu yang membuat ramai, ada saja. Materi tulisan bermacam, ada yang sepaham ada yang tidak sepaham dengan kita. Banyak yang sensitif isunya.
Kadang tersenggol juga, terpaksa teriak. Tapi harus belajar mengendalikan perasaan, jangan sampai terbawa.
Lima tahun bergabung, dari semua tulisan yang terbaca ada pelajaran yang bisa dipetik. Sampai yang tidak sesuai dengan prinsip kita pun mengandung pelajaran, sebab jadi tahu mereka punya prinsip. Dari atheis sampai yang agamis, semua memberikan wawasan. Dari mulai humor sampai yang serius beraroma akademis, menarik untuk dipelajari. Dari reportase bergaya jurnalis sampai catatan harian, sampai kisah-kisah hidupnya kompasianer.
Tanpa terasa, kosa kata pun bertambah. Contohnya, kata "galib' baru saya dapat dari Kompasiana. Banyak istilah baru kudapat disini membantu juga saat menulis tugas dari Dosen, membantu saat menyampaikan pendapat dalam diskusi.
Jadi kurasa, apapun yang terjadi, mari kita usahakan Kompasiana tetap berdiri. Mari kita sharing and connecting, bersahabat, walaupun perdebatannya panas.
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H