Lihat ke Halaman Asli

Perantau ke Kota, Kenapa Dianggap Masalah?

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini mungkin puncaknya arus balik, dimana para pemudik akan kembali ke kota perantauan, termasuk ke Jakarta. Menurut berita yang ditayangkan di televisi, arus mudik dan balik kali ini lebih baik ditandai dengan menurunnya angka kecelakaan. Selain angka kecelakaan yang menurun, menurut saya lebaran kali ini pun tidak menimbulkan harga-harga yang naik tajam. Masih lumayan normal.

Saya tidak akan membahas masalah kecelakaan dan harga-harga disini.

Tadi pagi saya menonton berita di tv. Orang-orang yang datang ke Jakarta, yang disebut urbanisasi dianggap menjadi masalah bagi pemerintah. Lalu ada beberapa orang yang ditanyai oleh kru televisi. Ditanya alasan mereka ke Jakarta, apa ketrampilan yang dimilikinya, kenapa tidak di kampungnya saja.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, yang didasarkan pada pemikiran bahwa pendatang ke Jakarta adalah masalah, menurutku tidak adil. Apakah kru televisi itu asli Jakarta? Kemungkinan besar mereka juga perantau, kalau tidak mereka, mungkin orang tua mereka. Bahkan pejabat-pejabat kita kebanyakan adalah perantau.

Orang datang ke Jakarta mencoba mendapat perubahan dalam hidupnya. Kenapa kita harus meragukan mereka, apalagi menganggapnya masalah?

Jangan-jangan salah seorang yang datang dari kampung pada musim arus balik ini, suatu hari nanti akan menjadi seorang pejabat di Jakarta. Manalah kita tahu kan?

Selamat datang di Jakarta, selamat berjuang!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline