Lihat ke Halaman Asli

6 November 24 Tahun yang Lalu: Nunga Loja Au o Tuhan

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6 November 24 Tahun yang Lalu: Nunga Loja Au o Tuhan…

Nunga loja au O Tuhan di si ulubalang ari, Naeng tumibu au pajumpang rap dohot Ho di surgo i, Nunga bot mata ni ari, Lam jonok nang ajalhi, Nunga loja au O Tuhan rade ma baen ingananki.

Nang pe naung hudai hubolus, hamoraon, hagabeon, Songon ombun na maolus, Sude do tinggal ambolong Aha na tarboan ahu, Lobi sian uloshi, Nunga loja au O Tuhan, Rade ma baen ingananki.

Lam rambon simalolongku, Gok nang uban diulungku, Reung nang holi-holingku, Gale sude pamatangki, Ndang be sai huparsinta, Leleng ari-aringki, Nunga loja au O Tuhan, Rade ma baen ingananki.

----

Syair lagu itu dari Buku Ende, Kidung Jemaat berbahasa Batak. Berkisah rindu untuk kembali ke rumah Bapa di surga. Betapa sudah lelah dan lemah di dunia ini, Tuhan berilah aku tempat disana.

Entah sudah berapa kali kudengar lagu itu dinyanyikan opungku. Sudah sering, diantara lagu lain dari Buku Ende. Dia hafal banyak lagu dan menyanyikannya dengan baik. Meskipun batuk dan sesak nafas sering mengganggunya sejak lama.

Opungku semakin renta. Terkadang keningnya dipenuhi peluh, padahal di kampung kami sangat dingin. Dia duduk dekat jendela supaya mendapat udara segar, sesekali harus saya kipasi.

Akhir-akhir ini tubuhnya membengkak, kata orang kampungku sigurbeson. Mungkin organ-organnya sudah tak berfungsi baik. Matanya pun sudah lama rabun. Opungku semakin lemah.

Setiap kali kumandikan dengan air hangat, opung selalu berpesan agar saya kelak baik-baik. Menjadi anak yang baik. Sambil kumandikan dia pun masih berdoa untukku. Dia memang pendoa.

Suatu sore di hari Selasa 6 November 1990, opung akhirnya pergi juga ke rumah Bapa di surga. Setelah sekian lama bertahan hidup dengan sakit penyakit, kuat dalam doa. Setelah sekian lama merawatku dengan baik.

Opungku yang baik… Perempuan di Balik Jendela




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline