Lihat ke Halaman Asli

Sudomo

Guru Penggerak Lombok Barat

Idulfitri Kok Tidak Mau Memaafkan Orang Lain?

Diperbarui: 29 April 2023   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi saling memaafkan keluarga besar dan tetangga saat lebaran (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Idulfitri kok tidak mau memaafkan orang lain? Memang ada yang seperti itu? Ada. Biasanya golongan ini adalah individu-individu yang memendam dendam. Bisa saja pada seseorang yang pernah menyakitinya di masa lalu. 

Padahal dendam tidak akan pernah bisa mengubah masa lalu, bukan? Bagaimanapun juga permasalahan di masa lalu telah lewat. Tidak ada alasan lagi untuk diingat-ingat. 

Memaafkan memang tidak mudah. Namun, setidaknya dengan memaafkan menunjukkan diri kita kuat. Kembali pada individu masing-masing. Apakah tetap bertahan untuk menyimpan dendam atau memilih memendam kemudian memaafkan. 

Pilihan tersebut tentu kembali kepada makna Idulfitri. Bagi yang meyakini bahwa momen sakral ini berarti kembali suci, tentu memaafkan adalah kunci. 

Namun, bagi sebagian yang enggan berbenah diri tentulah hal ini tidak akan pernah berarti. Oleh karenanya penting untuk lebih dulu mengenali diri sendiri. 

Dengan mengenali diri sendiri akan lebih mudah dalam menata hati. Hati yang tertata akan membuat bisa berpikir lebih rasional lagi. Bahkan pada akhirnya akan bisa menanamkan akhlak pemaaf pada anak-anaknya sejak dini. 

Mengapa Harus Mengajarkan untuk Memaafkan Orang Lain?

Memaafkan merupakan akhlak mulia yang harus ditiru dari Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Muhammad, meneladani akhlak beliau adalah keharusan. Dari beliau kita bisa belajar tentang pentingnya saling memaafkan. 

Beberapa kisah memuat kemuliaan Rasulullah dalam memaafkan. Sebut saja kisah pembunuh dengan leher terikat yang didatangkan pada beliau. Berkat nasihat beliau, pelaku dan wali korban pembunuhan pun saling memaafkan. 

Kisah lainnya tentang seorang badui yang sengaja mengencingi masjid. Peristiwa tersebut membuat para sahabat nabi pun tersulut amarah. Namun, beliau dengan penuh maaf akhirnya menyadarkan para sahabat tentang tugas mereka untuk mempermudah. 

Masih banyak kisah lain Rasulullah memaafkan kawan maupun musuh. Bahkan Rasulullah tidak menaruh dendam pada orang-orang musyrik yang memusuhinya. Selain itu, beliau bahkan justru memilih mendoakan yang terbaik bagi mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline