"Jurnal refleksi membantu guru penggerak menemukan dasar melakukan perbaikan atas prakarsa perubahan yang telah dilakukan" - Sudomo
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan merupakan salah satu fitur yang ada di dalam Learning Management System (LMS) Guru Penggerak. Pengisian jurnal ini dilakukan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) secara rutin, yaitu dua minggu sekali. Proses pengisian jurnal yang dilakukan menyesuaikan dengan pengalaman belajar yang telah dilalui.
Pembiasaan penulisan jurnal ini akan memberikan banyak manfaat kepada CGP. Selain itu, juga sekaligus sebagai upaya pengembangan kompetensi dirinya. Lebih dari itu jurnal refleksi akan menjadi gambaran diri secara menyeluruh terkait hal-hal yang telah dipelajarinya.
Melalui jurnal refleksi ini CGP dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Selanjutnya CGP akan lebih mudah mengelola kekuatan menjadi kelebihan. Selain itu, juga mengelola kekurangan sebagai rencana perbaikan ke depan.
Jurnal Refleksi Menurut Para Ahli
Menurut Bain dkk (1999), jurnal refleksi dalam pendidikan guru dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian. Hal ini karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik. Selain itu, juga menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis.
Sedangkan menurut Driscoll & Teh (2001), menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai. Hal ini akan membuatnya dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung.
Selain itu, menurut Denton (2018), jurnal refleksi ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran. Hal ini akan membuat seorang pembelajar semakin mengenali dirinya sendiri.
Apa Saja Manfaat Menulis Jurnal Refleksi?
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut di atas bisa ditemukan manfaat membuat jurnal refleksi. Terlebih jurnal refleksi yang dilakukan secara rutin. Beberapa manfaat tersebut di antaranya, yaitu:
Pertama, mendorong guru mengaitkan teori dan praktik.
Menulis jurnal refleksi akan menumbuhkan kebiasaan mengaitkan berbagai materi yang telah dipelajari. Selain itu juga, akan membuat guru memiliki kebiasaan dalam melakukan praktik baik. Tentu saja dengan terlebih dahulu didasari oleh teori yang kuat.