Lihat ke Halaman Asli

Sudomo

Guru Penggerak Lombok Barat

Puisi Darik: Satu Kata Dua Rasa Tiga Rupa

Diperbarui: 30 Januari 2023   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Toleransi melalui seni tari (Foto: Dokumentasi  pribadi)

Kata

Aku mengejanya

Susah payah

Tak lelah berusaha 

Tak goyah melangkah

Tak gentar berjuang

Namun, tak semudah kuharapkan

Lidahku tetap saja kelu

Dalam debar aku meragu

Merajuk rayu pada waktu


Mendedah tabir makna kata

Mendidih segenap isi kepala

Guncang terasa dalam detak

Lebur menyatu dalam detik

Makna kata menjauh

Menepi melemparkan sauh

Sayup terdengar tauh

Makna mendekat

Kata tersenyum

Rasa

Itulah maknanya

Nyaris sirna

Memudar dilahap waktu

Menghilang ditelan zaman

Meronta ditikam perubahan

Kata itu adalah toleransi

Menghargai pada yang beragam

Menghormati atas yang berbeda

Sekarang di mana berada? 


Masih tersimpan pada beberapa

Masih menyatu pada sebagian

Masih terjalin dalam kehidupan

Hanya saja tidaklah seberapa

Butuh kecupan hangat

Perlu pelukan erat

Agar tak pudar

Tetap terjaga

Senantiasa ada

Rupa

Hadir nyata

Ada terpelihara

Tak lagi berjibaku

Tak lagi bersitegang

Meski beda menghadang

Begitulah kata melahirkan rasa

Begitulah rasa menghadirkan rupa

Berbeda tak lagi kekhawatiran

Bersatu bukan lagi keraguan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline