Lihat ke Halaman Asli

3 Pola Pikir

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika fajar menyingsing tersentuh sinar terang yang menerangi kegelapan  semalam, berawal dari sebuah kehidupan yang serba tidak kecukupan tapi apa yang hendak di kata inilah liku-liku yang harus  dilalui. kehidupan adalah anugerah yang tak ternilai harganya disitulah kita bisa menilai bahwa hidup ini mudah tapi jangan kita mudah-mudahkan, seperti kata orang tua saya dulu pergunakanlah hidupmu sebelum ajalmu tiba, mudamu sebelum tuamu tiba, kemuliaan sebelum hina, kaya sebelum miskin, kuat sebelum lemah. dalam hidup ini kita sebagai manusia semua pernah mendapat kesempatan yang sangat berarti tapi kadang-kadang tidak tahu bagaimana mempergunakan kesempatan tersebut pada posisi kita saat itu sehingga kesempatan berlalu pergi tak pernah kembali. Siapakah yang salah...??? kita ..? nasib ..?? ataukah takdir kita seperti ini..!!! sebenarnya untuk menjawab ini semua ada tiga cara dalam  menganalisanya dikarenakan pola pikir manusia terbagi dalam tiga golongan :

1. pola pikir magic


yang dimaksud dengan pola pikir magic adalah selalu menyalahkan takdir dan tidak mau mengubah apa yang telah kita alami . Seakan - akan manusia hanyalah robot yang telah dirancang dengan program - program yang tidak di utak atik lagi.

2. pola pikir naif


sedangkan pola pikir naif  lebih kepada menyalahkan diri sendiri dan mengalah pada nasib. padahal nasib ini masih bisa untuk kita ubah seandainya kita berusaha dan berdoa.

3. pola pikir kritis


pola pikir ini selalu menganalisa masalah. dalam menghadapi masalah yang dikedepankan adalah rasionalisme.

dari ketiga pola pikir di atas,  kita bisa  mengambil salah satu atau semua pola untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Contohnya saya yang terlahir di keluarga miskin  selalu menikmati hidup apa adanya dan merasakan begitu banyak sekali tantangan yang harus  dihadapi. Seperti ketika  sejak ibu saya meninggal dunia ketika saya berumur 6 tahun. disitulah saya sudah mulai merasakan persis di cerita film yang bejudul ( Ratapan Anak Tiri ), pernahkan anda melihat bagaimana nasib mereka dalam flm itu dan apa yang kawan-kawan rasakan ketika melihat kesedihan mereka..?   hidup dengan air mata yang tak kunjung  akhir dalam kehidupan ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline