Lihat ke Halaman Asli

Pelayanan RSUD Mamuju dan BPJS Mengecewakan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mamuju (24/2) -- Erwin pasien ukur 13 tahun yang di rawat di RSUD Mamuju di kamar Cempaka No 1 akhirjya di rujuk ke Makassar lantaran Pihak RSUD Mamuju dan BPJS tidak mampu memfasilitasi obat ATS 20000 IU (obat Tetanus), inilah bukti betapa buruknya pelayanan di dua instansi tersebut.

Orang tua Pasien, Samsuddin dan Lamming yang tinggal di Dusun Buana Kalinding merasa kecewa barat atas pelayanan dari pihak RSUD Mamuju serta BPJS.

Menurut keluarga korban, Bara mengatakan ia dan pihak keluarga merasa sangat kecewa berat dengan pelayanan dari pihak RSUD Mamuju dan BPJS yang telah menelantarkan pasien, dari pihak RSUD Mamuju sendiri hanya melihat pasien tanpa harus melakukan tindakan medis hingga terpaksa kaki dari seluruh pihak keluarga meminta agar segera pasien di rujuk saja ke Makassar demi mendapatkan perawatan yang maksimal sedangkan dari pihak BPJS sendiri tidak dapat membantu pasien miskin dan selama 5 hari di RS kami harus membeli ibat di luar RS dengan resep Dokter dengan harga obat yang luar biasa mahalnya bagi seukuran kami selaku rakyat miskin, ucapnya.

Bara menuturkan,  apa gunanya BPJS bila tidak mampu memberikan solusi buat pasien miskin, apa yang di canangkan Oleh Menteri Kesehatan tentang manfaat BPJS bagi rakyat miskin hajya simbol belaka,  terhukti mereka menutup mata dengan keadaan pasien miskin.

Olehnya itu, kaki meminta kepada Pemkab Mamuju untuk segera mencopot Direktur RS Mamuju di karenakan tidak becus dalam memberikan perhatian dan pelayanan kepada pasien Miskin apalagi penyediaan obat-obatan tidak ada di RSUD Mamuju.

Dan meminta kepada BPJS sendiri mendingan di tiadakan saja yang namanya BPJS dan tidak memiliki manfaat yang baik kepada pasien miskinmalahan semakin menyengsarakan pasien miskin.

Lima hari kami harus membeli obat di luar RS dengan harga obat yang luar biasa mahalnya bagi seukuran kami yang tak mampu, mahalnya ibat yang kami beli di luar tidak mampu menetralkan pasienmalahan semakin kurang baik.

Sedangkan BPJS sendiri menutup mata, bayangkan saja 5 hari pasien di RS sudah jutaan yang harus kami keluarkan untuk membeli obat, apalagi penyediaan obat tetanus di RS tidak ada, namun pihak BPJS tidak bisa memberikan solusi, kasihan kami selaku pasien miskin bila harus membeli obat terus menerus di luar RS bisa mati miskin berat kami, dan sungguh pelayanan pada 2 Instansi tersebut seolah mengisyaratkanagar yang namanya rakyat Miskin di larang sakit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline