Lihat ke Halaman Asli

sudirman

Taruna/Mahasiswa

Cara Budidaya Ikan Bandeng Tambak Tradisional

Diperbarui: 1 Juni 2022   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tambak tradisional adalah tambak yang sangat ekonomis dan masih menggunakan drainase aliraan arus air yaitu air pasang sururt air laut,mengapa dikatakan tambak si tambak tradisional itu ekonomis?karena tambak tradisional ini masih menggunakan sumber daya hayati dari alam seperti contoh dari pakannya saja yaitu menggunakan pakan alami,zooplankton maupun phytoplankton.Di indonesia Tambak tradisional ini masih sanganlah banyak khususnya di daerah pesisir seperti di daerah kaimantan barat yaitu kabupaten sambas,kecamatan sambas.penduduk di daerah tersebut masih banyak membudidayakan tambak ikan bandeng dengan tambak tradisional. Nah Langsung saja bagaimana sih Cara budidaya ikan bandeng tambak tradisional dengan baik dan mudah 

Yang perlu kita siapkan dalam budidaya ikan bandeng tambak tradisional ikan bandeng dari tebar benih sampai panen tentunya yang petama itu tambaknyaa wkwkkw!!,yang harus disiapkan  itu tambak,pintu air,pupuk,benih ikan,perangsang ikan,racun.nah yang pertama itu tambak tentunya untuk tempat pembesaran ikan bandeng tersebut ,ke 2 yaitu pintu tambak yaitu tempat keluar masuknya air yang mana jikalau kita ingin mengganti air jika air itu kotor dan kita masukkan air baru yaitu dari pasang air laut,ke 3 yaitu pupuk yang bertujuan untuk menyuburkan dan merangsang pertumbuhan pakakan alami pada tambak tradisional tersebut,ke 4perangsang ikan untuk menumbuhkan napsu  makan pada ikan bandeng,nah yang terakhir yaitu racun 

dokpri

racun ini dillakukan pasca panen yang mana tujuannya untuk membasmi ikan-ikan yang lepas atau lolos pada saat panen tersebut tidak hanya itu racun ini akan membasmi ikan ikan predator maupun non predator langkah ini bertujuan agar pada saat tebar benih itu benih tersebut tidak di makan oleh ikan predator atau yang lepas saat pasca panen tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline