Lihat ke Halaman Asli

Sudiono

I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Program Eco Green, Lain Teori Lain Praktik

Diperbarui: 11 Agustus 2020   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

APA ECO GREEN ?

Siapa sih orang yang tak kenal dengan istilah  Eco Green ? PenGgiat Lingkungan Hidup pasti tahu, orang kantoran paham, masyarakat kota selalu dengar, bahkan di lingkungan pendidikan baik mulai sekolah Dasar, Menengah, hingga Perguruan Tinggi pasti pernah dengar. Saat masa kuliah dulu kita mendapat mata kuliah PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup). 

Eco Green adalah sebuah  gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan perancangan  dari tahap planning (perencanaan), action (pelaksanaan) dan material yang ramah lingkungan serta penggunaan energi dari sumber daya yang efektif dan efisien. (brainly/tanya). Kita bisa membayangkan betapa bumi yang kita huni sekarang ini jika program Eco green  gagal bisa menyebabkan kerugian bukan saja satu  pulau, satu negara, atau satu continental, satu bangsa dan satu benua, akan tetapi satu planet akan musnah. Bisa dibayangkan  dampak kegagalan program eco green. 

Kalau tadi dikatakan Eco Green adalah suatu Gerakan berkelanjutan hakikatnya hingga saat ini seharusnya sudah menampakkan perubahan dari sebelum diperkenalkan eco green. Apakah program Eco green ada hubungannya dengan  Greenpeace yang di dirikan tahun 1972 menurut penulis tetap ada hubungannya. 

Eco Green dan Greenpeace mengusung perihal lingkungan yang ramah, dan menyelamatkan dunia dari kerusakan fatal akibat ulah manusia rakus. Eco Green menyangkut kehidupan sehari-hari namun terkadang manusia tidak menyadari bahwa aktivitas ekononi, sosial dan kebiasaan membawa konsekuensi terhadap kualitas alam sekitar kita. Wilayah atau daerah yang lingkungan alamnya rusak bisa dipastikan itu adalah efek langsung pengelolaan sumber daya alam yang salah.

Kalau kita bicara kearifan lokal tentang Eco Green dan manusia Indonesia konsisten mau mengikuti maka lingkungan alam kita seharusnya bisa memberikan rasa aman. Banyak fakta mengungkap bahwa Kearifan lokal yang sejalan dengan Eco Green  sangat besar faedahnya. Kita lihat Suku Baduy Dalam, Banten. 

Baru-baru tetua adat (Jaro) Suku Baduy Dalam menolak daerah tempat tinggalnya dijadikan salah satu tujuan wisata (destinasi Wisata) oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Travel Tempo). Siapa sih yang mau setiap saat aktivitas keseharian mereka di rumah, di kebun, dll di tonton orang luar ? Mereka merasa sangat  terganggu.

Belum lagi mereka khawatir bahwa adanya pihak luar yang memasuki daerah mereka membawa perubahan pada habit (kebiasaan) penduduk setempat. Mulai dari cara bicara, penggunaan baju, elektronika, sampai kemungkinan melanggar larangan-larangan jaro yang di anggap tabu. 

Ketakutan terbesar adalah mereka khawatir di ekploitasi sumber daya alam dan budayanya dengan cara-cara yang menurut anggapan Suku Baduy Dalam merugikan.  Kita sepakat bahwa keukueh Jaro untuk melindungi alam sekitanya dari kemudaharatan adalah Kearifan Lokal Eco Green. 

ECO GREEN : Teori dan Praktek 

Kembali ke Eco Green yang disebutkan tadi diatas yaitu penggunaan material ramah pada lingkungan. Nah, ini sebenarnya ada distorsi informasi perihal material ramah pada lingkungan.  Banyak kesalahan-kesalahan mendasar di masyarakat  dikarenakan kurangnya sosialisasi program Eco Green. Pelaksanaan Eco Green  antara Teori dan Praktek  amat jauh dari kondisi ideal. Jarang sekali kita temukan di Media Sosial Gerakan Eco Green padahal imbauan, sosialisasi dan Kampanye yang berkesinambungan akan membantu dan menyelamatkan Bumi beserta umat manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline