Lihat ke Halaman Asli

Sudarmawan Yuwono

Pengajar Arsitektur

Jalur Pedestrian dan Bekasi

Diperbarui: 25 April 2023   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Dalam kota kota yang dianggap layak keberadaan jalur pedestrian adalah mutlak. Para perencana dan arsitek perancang kota merujuk pada Hamid Shirvani (1985) tentang kebutuhan jalur pejalan kaki bagi eksistensi warga kota dan kotanya sendiri. Berkurang atau hilangnya kesempatan berjalan kaki adalah detik detik yang mengantar kematian sebuah kota. Bagaimana dengan kota Bekasi yang tumbuh sebagai kota modern ?

Cukup atau Tidak 

Pemerintah kota pada dasarnya tidak abai dengan kebutuhan pedestrian minimal sebagai keindahan kota. Apakah sudah sesuai kebutuhan, nampaknya persoalan lain. Memang nyaris keberadaan pedestrian akan mengangkat sisi keindahan dan kenyamanan kota. 

Jakarta misalnya dengan bangga menyajikan  jalur pejalan kaki yang lebar. Jalan jalan penting keberadaan jalur ini diperhatikan dengan seksama, tidak cuma di jalan MH Thamrin atau Jenderal Sudirman. Tidak tanggung tanggung dilengkapi dengan furniture street seperti di jalan Cikini Raya tanpa khawatir akan lebih banyak dipakai gelandangan atau pedagang. 

Keberadaan jalur nyaman untuk berjalan kaki akan mendorong warga beraktivitas jalan kaki. Apalagi kanan kiri ditata bangunan yang indah atau obyek obyek menarik. Pada jaman " now " membuat warga kota tidak segan ber selfie ria memamerkan townscape sebagai back groundnya.

Masih Sebatas Pajangan 

Di kota Bekasi yang mulai berbenah dan berdandan seperti gadis yang menginjak usia perawan, prasarana mulai diperhatikan dan menjadi salah satu program pembangunan kota. Apakah belajar dari Jakarta yang tetangga dekat atau belajar dari Bandung yang jauh lebih maju untuk urusan keindahan dan kenyamanan kota. 

Jalan Jendral A Yani, telah cantik jelita penataan jalur pedestrian. Lumayan untuk cuci mata, para pejalan kaki cukup nyaman berjalan di sepanjang jalan protokol ini. Ini melengkapi lokasi yang menjadi tujuan favorit warga kota berolah raga yaitu di sekitar stadion Candra Bhaga. Apalagi saat di luar car free day, prasarana ini sangat penting. 

Mengapa dikatakan masih pajangan ? Sementara jalan jalan lain belum diperhatikan atau dalam bahasa yang lebih teknis belum menjadi prioritas. Padahal jalan jalan lain tidak kalah penting, seperti jalan Ir. H Djuanda, yang membelah kota. Jalur ini belum dibangun dengan referensi pedestrian yang baik. 

Juga jalan RA Kartini yang mulai ngetop sebagai jalan wisata kuliner kota Bekasi, bahkan kehadirannya diokupasi para pedagang kaki lima. Perlu ada solusi yang bersifat win win solution mengatasi masalah ini. Konsep penataan pejalan kaki tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan program rancang kota secara keseluruhan. 

Terbayang jalan RA Kartini dengan pedestrian yang nyaman, para pedagang bisa berjualan pada tempat yang layak dan ditata indah. Bukan hanya kota yang tumbuh secara indah namun para peramai kota semacam pedagang kaki lima juga ikut bergembira. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline