Banjir Bekasi seperti menjadi sesuatu yang rutin. Pada tulisan tentang Banjir di Bekasi (3/3/2023) sejarah telah mengingatkan hal tersebut. Ketidakmampuan serta melupakan sejarah berakibat bencana terjadi. Hal itu tidak terlepas dari peran pendidikan.
Sejarah sebagai proses adalah bagian proses belajar sebagaimana pengertian sejarah itu sendiri. Jaman prasejarah adalah dihubungkan sejarah yang tidak tertulis, sebaliknya sejarah adalah kondisi yang tertulis.
Pendidikan memang tidak semata mata yang tertulis, namun berabad abad lalu, tulisan membuktikan kehadiran peradaban atau sejarah manusia itu sendiri. Demikian pula fenomena banjir dihubungkan dengan pendidikan lingkungan.
Terdidik atau Tidak
Bukti keberadaan pendidikan yang nyata bukan sederet angka statistik lulusan atau deretan gelar pendidikan. Pendidikan dalam posisi sebagai bagian struktural kebudayaan adalah kemampuan manusia beradaptasi dalam perubahan lingkungan. Kemampuan manusia bertahan ribuan tahun adalah proses belajarnya yang membangun kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.
Bentuk pendidikan sendiri berasal dari proses belajar pada keluarga, masyarakat dan sekolah. Keluarga dan masyarakat justru menempati porsi terbesar dan utama yang menopang pendidikan manusia. Ibu disebut sebagai madrasatul awwal atau pendidikan pertama, yang mengajarkan berbagai pengetahuan dan praktis di keluarga. Masyarakat membentuk pranata sosial.
Banjir dalam pendidikan sudah biasa dihubungkan dengan kelalaian manusia atau perilaku salah terhadap lingkungannya. Membuang sampah atau merusak hutan merupakan contoh biasa. Namun percaya tidak, merubah lingkungan yang sebenarnya adalah wewenang pemerintah tidak banyak disinggung. Padahal faktor ini sangat penting dan sangat berpengaruh merubah struktur lingkungan bertahan terhadap iklim.
Apa yang salah kalau begitu ? Pendidikan tidak dihubungkan dengan praktek itu yang pertama. Pengetahuan dari proses tidak dilaksanakan sebagai suatu praktek dalam kehidupan. Kitab suci menyindir dengan bahasa, kamu tidak melakukan sesuai kebenaran yang kamu katakan. Ini bentuk penyangkalan yang fatal.
Jadi terdidik atau tidak, bukan sekedar tahu atau tidak, sekolah atau tidak, tetapi memahami dan melaksanakan atau tidak.
Dongeng Pendidikan Banjir
Dongeng tentang banjir dalam literasi nyaris selalu dihubungkan dengan kesalahan manusia. Kesalahan yang dimaksud adalah perilaku, baik dalam perspektif teologi maupun ekologi yang sebenarnya sama. Dalam bahasa agama, disebut sebagai penghukuman atau dalam bahasa ekologi sebagai mengembalikan posisi keseimbangan alam.