Lihat ke Halaman Asli

SUDARMANTO

Guru SMPN 7 Probolinggo

Terpesona Kayu Sebatang dalam Ketakberdayaan di Lembah Harau

Diperbarui: 24 Maret 2024   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Pagi itu, setelah menikmati lontong pical telur di Pical Ayang sebuah rumah makan kuliner legend yang terletak di Simpang Atas Ngarai kota Bukittinggi aku lanjutkan perjalanan dengan tujuan Lembah Harau yang tidak jauh dari Kota Payakumbuh, Kabupaten Limapukuh Koto.

Dalam perjalanan itu aku terhibur dengan gelak tawa mereka yang menyertaiku yang sesekali terdengar diantara alunan lagu Minang yang enak kudengar meskipun aku tidak faham sepenuhnya akan maknanya.

Aku memang baru pertama kali hadir ke Pulau Sumatera bagian barat ini sehingga dengan antusias aku menikmati sepanjang perjalanan sambil sesekali mengajukan pertanyaan kepada Pak Yosef yang mengemudikan Xpander dengan lihai itu.

Beberapa nama kota atau kabupaten di Sumatera Barat ini memang ada yang sudah lama aku dengar ketika aku membaca buku-buku karya Buya Hamka seorang ulama dan pujangga dari Danau Maninjau itu.

Tiba-tiba teringat aku akan pantun Melayu: "Payakumbuh Selat Malabar, Anak ular di atas bilah. Baik sungguh berhati sabar, Orang sabar kekasih Allah". Pantun ini kuucapkan ketika melalui Kota Payakumbuh, sehingga pecah gelak tawa mereka yang di dalam mobil.

Beberapa waktu kemudian, Pak Yosef bilang; "Kita sudah memasuki area Lembah Harau pak, kita berputar lewat sana" sambil menunjuk ke arah jalanan berliku di bawah tebing itu.

Dokumentasi pribadi

"Subhanallah, indah nian tempat ini !" suara dalam hatiku dalam ketertegunan menyaksikan pemandangan yang menakjubkan itu. Memang tempat itu sempat membuatku berkata "Wow" dalam kebisuan.

Lembah Harau merupakan sebuah lembah ngarai dan cagar alam yang berupa perbukitan bergelombang dan diapit oleh dua bukit cadas yang terjal dengan ketinggian diperkirakan mencapai 100 sampai 500 meter. Udaranya yang dingin dan asri ini sangat menyenangkan bagi pengunjungnya karena selain dari bisa menghirup udara segarnya juga bisa melihat keindahan alam sekitarnya yang berupa tebing granit menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah itu. Beberapa tebing itu dihiasi pula dengan air terjun yang menambah daya tarik tersendiri dan semakin memukau setiap pengunjungnya.

Ketika aku turun dari mobil untuk mengambil gambar dengan pose khasku sebagai dokumentasi, tiba-tiba pandangku terpesona terhadap sebatang kayu kering yang sudah tak utuh lagi. Lamunanku teringat film laga petualangan Mak Lampir seorang nenek sakti dengan kisah silmuan harimau dari desa Kayu Sebatang yang konon kisah itu berada di Sumatera. Ach, kok jadi ingat filmnya Mak Lampir ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline